Media Sosial

 

Hubungan Agama dan Negara

Hubungan Agama dan Negara
Pengarang
Eka Sugeng Ariadi 
Instansi
Kategori
Agama, Negara 
Statistik Data
 
Tgl. Publish
Kamis, 05 Oktober 2023 


HUBUNGAN AGAMA DAN NEGARA 


Oleh: Eka Sugeng Ariadi

KHUTBAH PERTAMA

الْحَمْدُ ِلِلّٰهِ الْحَمْدُ ِلِلّٰهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَد اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَام. أَمَّا بَعْد فَيَا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ, اِتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ, وَاشْكُرُوْهُ عَلَى مَا هَدَاكُمْ لِلإِسْلاَمِ، وَأَوْلاَكُمْ مِنَ الْفَضْل وَالإِنْعَامِ، وَجَعَلَكُمْ مِنْ أُمَّةِ ذَوِى اْلأَرْحَامِ. قَالَ تَعَالَى إِنَّ ٱلَّذِى فَرَضَ عَلَيْكَ ٱلْقُرْءَانَ لَرَآدُّكَ إِلَىٰ مَعَادٍ ۚ قُل رَّبِّىٓ أَعْلَمُ مَن جَآءَ بِٱلْهُدَىٰ وَمَنْ هُوَ فِى ضَلَٰلٍ مُّبِينٍ

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Hadirin jemaah shalat Jum’at yang insyaallah selalu berada dalam lindungan Allah Swt. Mari kita panjatkan puja dan puji syukur ke hadirat Allah Swt. di setiap waktu dan di setiap tempat di mana pun kita berpijak. Hanya atas izin dan kehendak-Nya jua, kita mendapatkan berbagai macam nikmat yang tak terhingga dan ternilai harganya, terlebih lagi nikmat iman dan Islam. Dengan kedua nikmat inilah, kita hadir di sini dan semoga kita selalu termasuk golongan hamba-Nya yang senantiasa mendapatkan hidayah serta inayah dalam kehidupan sehari-hari hingga akhir hayat dan dalam kehidupan setelahnya. Selawat dan salam juga senantiasa kita lafazkan setiap saat untuk insan terbaik di muka bumi ini, Nabi Muhammad saw. beserta keluarga dan para sahabatnya. Dengan semua petunjuk dan keteladanan yang telah Beliau berikan, kita mampu memahami agama ini dengan benar dan menjadi seorang muslim yang baik. Tanpa kehadiran Rasulullah saw., tentunya kita bernasib tidak jauh berbeda dengan umat manusia terdahulu yang hidup dalam kehampaan makna hidup karena tanpa bimbingan, panduan, dan tujuan yang jelas selama hidup di dunia ini. Pada kesempatan yang mulia ini, khatib berwasiat pada diri sendiri dan para hadirin sekalian, untuk selalu memperkukuh keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt. dalam segala aspek kehidupan, bukan hanya dalam aspek ritual ibadah atau keagamaan. Memperkuat iman dan takwa dalam arti secara sadar menghadirkan Allah Swt. dalam setiap situasi dan kondisi sebagai pemandu gerak langkah dan pikiran ke jalan yang baik dan benar untuk merengkuh rida-Nya. Di setiap ikhtiar yang kita lakukan, baik itu menyenangkan atau menyusahkan, jangan pernah luput berdoa, memohon pertolongan, petunjuk, dan kekuatan agar senantiasa diberikan hasil yang terbaik. Pada akhirnya, kedamaian, ketentraman, dan ketenangan akan selalu menyelimuti kehidupan kita.

Sidang salat Jumat yang dirahmati Allah Swt.,

Dalam khubah Jum’at singkat ini, ijinkan khatib menyampaikan tema khotbah berjudul: Hubungan Agama dan Negara. Tentunya, kita wajib bersyukur bahwa Islam sungguh sempurna, karena tidak saja mengatur hubungan privat manusia dirinya dan dengan Tuhannya, namun juga memberikan pedoman dalam urusan yang lebih luas, yakni urusan berbangsa dan bernegara. Terkait urusan berbangsa dan bernegara ini, pijakan sejarah yang digunakan tak lain adalah lahirnya Piagam Madinah. Seluruh dunia mengakui bahwa piagam ini mampu menyatukan kebhinekaan agama dan suku yang ada saat itu sehingga kehidupan yang pluralistik di Madinah dapat berjalan dengan aman dan tenteram dalam bingkai pemerintahan Islam. Dalam konteks keindonesiaan, semangat yang ada pada naskah Pembukaan Undang-undang Dasar (UUD) 1945 sangat erat dengan spirit isi yang tercantum dalam Piagam Madinah. Kedua konstitusi ini didasari suasana kebatinan yang sama yaitu terbentuknya persatuan dan kesatuan dari berbagai masyarakat yang beragam. Persamaan berikutnya adalah termaktubnya kalimat tauhid pada kedua konstitusi; pada Mukaddimah UUD 1945 terdapat kalimat “atas berkat rahmat Allah yang Mahakuasa”, sedangkan pada Piagam Madinah ada kalimat dengan nama Allah yang Maha Rahman dan Maha Rahim. Oleh karena itu, secara garis besar, hubungan antara negara Indonesia dengan ajaran agama Islam sangatlah erat, bahkan tidak mungkin dipisahkan.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Penulis Barat bernama Robert N. Bellah dalam bukunya “Beyond Belief” memberi pengakuan bahwa era kepemimpinan Rasulullah saw. sebagai kepala negara, telah terjadi lompatan jauh ke depan dalam mengatur kehidupan sosial, ekonomi, politik, dan berbagai bidang kehidupan berbangsa-bernegara. Negara Madinah menjadi negara modern yang demokratis dalam lintasan sejarah Islam dan negeri-negeri yang ada saat itu. Oleh karenanya, para pendiri bangsa negeri kita, Indonesia, secara konseptual dan praktik menjadikan negara Madinah sebagai model pengembangan pemerintahan dan pengelolaan kehidupan berbangsa dan bernegara, meskipun tidak sama seratus persen. Tidak bisa dipungkiri bahwa Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa Indonesia bersumber dari ajaran Islam. Konsep Tauhid menjadi ruh penting dan diterjemahkan dalam sila pertama, yakni Ketuhanan Yang Maha Esa. Konsep Syura dengan diejahwantahkan pada Sila Keempat Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan konsep baldatun tayyibatun wa rabbun ghafur menjadi inspirasi sila kedua (Kemanusiaan yang Adil dan Beradab), sila ketiga Persatuan Indonesia, dan Sila Kelima (Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia). Adapun terkait bagaimana sikap seorang muslim berbakti terhadap negaranya? Syekh Ismail Haqqi Al-Hanafi Al-Khalwathi dalam kitabnya Rûḫul Bayân mengisahkan, suatu ketika Rasulullah saw. sedang melakukan perjalanan hijrah ke Madinah, beliau sering membahas kecintaannya terhadap kota Makkah. Seolah beliau ingin mengatakan bahwa mencintai tanah air merupakan sebagian dari iman

(وفي تَفسيرِ الآيةِ إشَارَةٌ إلَى أنَّ حُبَّ الوَطَنِ مِنَ الإيمانِ) وكَانَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم –يَقُولُ كَثِيرًا: اَلْوَطَنَ. الوَطَنَ، فَحَقَّقَ اللهُ سبحانه سُؤْلَهُ ... قَالَ عُمَرُ رضى الله عنه لَوْلاَ حُبُّ الوَطَنِ لَخَرُبَ بَلَدُ السُّوءِ فَبِحُبِّ الأَوْطَانِ عُمِّرَتْ البُلْدَانُ

“Dalam penafsiran ayat tersebut (QS. Al-Qashash ayat 85), terdapat suatu petunjuk atau isyarat bahwa ‘cinta tanah air sebagian dari iman’. Rasulullah saw. (dalam perjalanan hijrahnya menuju ke Madinah) banyak sekali menyebut, ‘cinta tanah air, cinta tanah air’. Kemudian Allah mewujudkan permohonannya (dengan kembali ke Makkah)... Sahabat Umar berkata, ‘Jika bukan karena cinta tanah air, niscaya akan rusak negeri yang jelek (gersang). Sebab dengan cinta tanah airlah, negeri-negeri dibangun.”

Jemaah shalat Jum’at yang dirahmati Allah Swt.,

Semoga dengan uraian di atas, membuat rasa cinta kita terhadap ajaran Islam semakin kukuh dan rasa nasionalisme kita pada negeri ini juga semakin kuat. Semoga kita semua juga senantiasa mendapatkan petunjuk dan hidayah dalam pola pikir dan pola sikap kita sebagai warga negara Indonesia yang baik, selaras dengan ajaran agama, serta sejalan dengan konstitusi negara.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْن

KHUTBAH KEDUA

الْحَمْدُ لِلّٰهِ الْحَمْدُ لِلّٰهِ الْاَحَدِ الصَّمَدِ الَّذِيْ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِالْإِتِّحَادِ. وَأَشْهَدُ الْحَمْدُ ِلِلّٰهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَانَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ المـُجَاهِدِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا آيُّهَا الحَاضِرُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى. فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ: وَأَذِّن فِی ٱلنَّاسِ بِٱلۡحَجِّ یَأۡتُوكَ رِجَالࣰا وَعَلَىٰ كُلِّ ضَامِرࣲ یَأۡتِینَ مِن كُلِّ فَجٍّ عَمِیقࣲ. لِّیَشۡهَدُوا۟ مَنَـٰفِعَ لَهُمۡ وَیَذۡكُرُوا۟ ٱسۡمَ ٱللَّهِ فِیۤ أَیَّامࣲ مَّعۡلُومَـٰتٍ عَلَىٰ مَا رَزَقَهُم مِّنۢ بَهِیمَةِ ٱلۡأَنۡعَـٰمِۖ فَكُلُوا۟ مِنۡهَا وَأَطۡعِمُوا۟ ٱلۡبَاۤىِٕسَ ٱلۡفَقِیرَ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، فِى الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، وَتَابِعْ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ بِالْخَيْرَاتِ رَبَّنَا اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ. رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا، رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا، رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ. اَللّٰهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، اَللّٰهُمَّ وَفِّقْهُمْ لِمَا فِيْهِ صَلَاحُهُمْ وَصَلَاحُ اْلإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِيْنَ، اَللّٰهُمَّ أَعِنْهُمْ عَلَى الْقِيَامِ بِمَهَامِهِمْ كَمَا أَمَرْتَهُمْ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ أَبْعِدْ عَنْهُمْ بِطَانَةَ السُّوْءِ وَالْمُفْسِدِيْنَ وَقَرِّبْ إِلَيْهِمْ أَهْلَ الْخَيْرِ وَالنَّاصِحِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَ اللهِ إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ وَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْا عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُاللهِ أَكْبَرُ.

 

Form Generate Sitasi

Kolom Komentar

Support kami dengan komentar positif dan ulasan yang membangun.

* Anda Wajib login Untuk Menulis Komentar/Review.

Subscribe ELIPKSI

Jangan Lewatkan

Jangan sampai Anda terlewatkan update buku terbaru dari ELIPSKI, segera berlanganan gratis melalui email.