Bersaudara dengan Lingkungan
إِنَّ الحَمْدَ لِله، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُه، ونَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أنْ لَا إلهَ إلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى هَذا النَّبِيِّ الكَرِيمِ، سَيِّدنَا مُحَمَّد، وَعَلَى آلِهِ وَأصْحَابِهِ الطَّيِّبِينَ الطَّاهِرِينَ. أمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ الله. أُوصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهَ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ. قَال تَعَالَى في كِتابِهِ الكَريم، أَعُوذُ بِاللهِ مِنْ الشَّيْطانِ الرَّجِيم: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. صدق الله العظيم.
Pada hari yang mulia ini, khatib mengingatkan diri sendiri dan mengajak kita semua untuk terus meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah Swt. Selawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw beserta keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.
Jemaah Jum’at rahimakumullah.
Dalam pandangan Islam, lingkungan di sekitar kita, mulai dari hewan, tanaman, gunung, laut, air, udara, dan sebagainya adalah bentuk-bentuk nikmat dan karunia Allah kepada manusia. Semua itu ditundukkan oleh Allah Swt untuk dikelola manusia, untuk kepentingan bersama manusia dan alam, untuk dimanfaatkan demi kemaslahatan manusia. Ini dapat kita pahami dari firman Allah Swt:
﴿أَلَمْ تَرَوْا أَنَّ اللَّهَ سَخَّرَ لَكُمْ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَأَسْبَغَ عَلَيْكُمْ نِعَمَهُ ظَاهِرَةً وَبَاطِنَةً﴾
“Tidakkah kamu memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah telah menundukkan apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi untukmu. Dia (juga) menyempurnakan nikmat-nikmat-Nya yang lahir dan batin untukmu.” (Q.S. Luqman [31]: 20).
Bahkan air hujan yang sering dianggap sebagai penyebab bencana banjir, itu pada hakikatnya adalah karunia Allah yang banyak sekali manfaatnya. Hujan adalah sumber utama air tawar di bumi. Hujan menyuplai air ke sungai, danau, dan cadangan air di dalam tanah yang pada gilirannya menjadi sumber air minum kita dan makhluk hidup lainnya. Hujan membantu menjaga kelembapan tanah sehingga mendukung pertumbuhan tanaman dan menyediakan habitat yang layak bagi berbagai jenis makhluk hidup. Hujan juga berfungsi membersihkan udara kita dari polusi. Sikap yang keliru dan perlakuan buruk sebagian manusialah yang kemudian menimbulkan efek samping dari hujan berupa banjir yang merugikan manusia. Allah Swt berfirman:
﴿ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ﴾
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia. (Melalui hal itu) Allah membuat mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (Q.S. Ar-Rum [30]: 41).
Islam mengajarkan kepada kita bahwa bumi beserta hewan-hewan dan tumbuh-tumbuhan yang ada padanya memiliki kedudukan yang sama dengan manusia, yaitu sama-sama sebagai makhluk ciptaan Allah. Meski tidak mukallaf seperti manusia, langit, bumi, gunung, dan semua makhluk itu selalu bertasbih memuji Allah, walaupun kita tidak tahu bagaimana cara mereka bertasbih.
﴿تُسَبِّحُ لَهُ السَّمٰوٰتُ السَّبْعُ وَالْاَرْضُ وَمَنْ فِيْهِنَّۗ وَاِنْ مِّنْ شَيْءٍ اِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهٖ وَلٰكِنْ لَّا تَفْقَهُوْنَ تَسْبِيْحَهُمْۗ اِنَّهٗ كَانَ حَلِيْمًا غَفُوْرًا﴾
“Langit yang tujuh, bumi, dan semua yang ada di dalamnya senantiasa bertasbih kepada Allah. Tidak ada sesuatu pun, kecuali senantiasa bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” (Q.S. Al-Isra’ [17]: 44).
Karena itu, lingkungan harus kita perlakukan sebagai sahabat, sebagai saudara, dan harus kita jaga dan kita rawat. Syekh Al-Azhar di Mesir menyatakan bahwa tanggung jawab manusia terhadap lingkungan sama besarnya dengan tanggung jawabnya terhadap sesama manusia. Itu artinya, lingkungan adalah saudara kita. Alam adalah saudara kita juga. Hewan-hewan, ikan-ikan, burung-burung adalah saudara seperti kita juga.
﴿وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ وَلَا طٰۤىِٕرٍ يَّطِيْرُ بِجَنَاحَيْهِ اِلَّآ اُمَمٌ اَمْثَالُكُمْ ۗ﴾
“Tidak ada seekor hewan pun (yang berada) di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan semuanya merupakan umat (juga) seperti kamu.” (Q.S. Al-An‘am [6]: 38).
Jika kita dilarang membuka aib sesama manusia, dilarang menyakiti sesama manusia, pada saat yang sama kita juga dilarang menyakiti dan merusak alam dan lingkungan. Allah Swt berfirman:
﴿وَلَا تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِ بَعْدَ اِصْلَاحِهَا﴾
“Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah diatur dengan baik.” (Q.S. Al-A‘raf [7]: 56).
Jemaah Jum’at rahimakumullah,
Di antara langkah yang bisa kita lakukan untuk menjaga hubungan baik kita dengan lingkungan sesuai petunjuk Al-Qur’an dan arahan Rasulullah saw, dapat disebutkan sebagai berikut:
Pertama, tidak boros dalam menggunakan sumber daya, baik itu air maupun energi dan lainnya. Kita tidak boleh merasa mentang-mentang mampu membayar tagihan listrik lalu kita bebas menggunakan energi listrik semau kita, tanpa memikirkan ketersediaan listrik bagi generasi mendatang. Jangan mentang-mentang kita merasa memiliki sumber air yang melimpah, kita lalu boros menggunakan air semau kita.
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Ibnu Majah dari Abdullah bin Amr bin Ash r.a. bahwa Rasulullah saw sedang berjalan dan melihat Sa‘ad sedang berwudu dengan menggunakan air sangat boros. Beliau berkata kepada Sa‘ad, “Mengapa engkau boros sekali, wahai Sa‘ad?” Sa‘ad menjawab, “Apakah dalam berwudu juga ada istilah boros?” Rasulullah saw menjawab, “Ya. Bahkan jika kamu berwudu dari air sungai yang mengalir sekalipun.” Sabda Rasulullah saw ini sejalan dengan firman Allah Swt:
وَّكُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْاۚ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ
“Makan serta minumlah, tetapi janganlah berlebihan. Sesungguhnya Dia (Allah) tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.” (Q.S. Al-A‘raf [7]: 31).
Kedua, mengelola sampah dengan bijak. Mulai dari membuangnya di tempat yang benar, memilahnya antara sampah plastik, sampah kertas/kaleng, atau sampai sayur/buah-buahan, sampai mendaur ulangnya untuk menjadi sesuatu yang berguna. Itu semua adalah bagian dari merawat dan menjaga kebersihan lingkungan. Kita ingat bahwa ayat kedua yang turun setelah perintah membaca adalah perintah untuk menjaga kebersihan: /وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ “pakaianmu, bersihkanlah.” (Q.S. Al-Muddatstsir [74]: 4). Selain itu, Allah Swt sangat menyukai orang-orang yang menjaga kebersihan dan kesucian diri dan lingkungannya.
اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِيْنَ
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri.” (Q.S. Al-Baqarah [2]: 222).
Ketiga, menanami lahan yang dapat ditanami dengan tanaman yang bermanfaat. Rasulullah saw bersabda:
مَنْ كَانَتْ لَهُ أَرْضٌ فَلْيَزْرَعْهَا، أَوْ لِيَمْنَحْهَا أَخَاهُ
“Barang siapa memiliki tanah, hendaklah ia menanaminya atau memberikan kesempatan kepada suadaranya untuk menanaminya.”
Bahkan ketika kita menanam tanaman, lalu daunnya dimakan hewan seperti kambing, atau buahnya dimakan burung atau kelelawar, misalnya, itu bukan berarti kita mengalami kerugian. Semua yang dimakan oleh hewan-hewan itu akan membuahkan sedekah pahala bagi kita. Rasulullah saw bersabda, “Tidaklah seorang muslim menanam tanaman, lalu buahnya dimakan, baik oleh manusia, atau keledai atau burung, kecuali akan menjadi sedekah baginya hingga Hari Kiamat.” (H.R. Muslim)
Keempat, melindungi satwa dan ekosistem. Seperti disebutkan pada ayat 38 surah Al-An’am, hewan-hewan adalah umat atau bangsa juga seperti kita. Mereka punya hak untuk hidup dan berkembang biak seperti kita. Karena itu, perburuan liar yang hanya bertujuan untuk memuaskan hobi atau nafsu kita belaka, bukan tindakan yang baik untuk lingkungan.
Kelima, menyingkirkan apa saja yang dapat mengganggu kenyamanan dan keselamatan umum atau pengguna jalan. Hal ini bahkan oleh Rasulullah saw dimasukkan ke dalam bagian dari iman. Beliau bersabda:
"الإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ - أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّونَ - شُعْبَةً، فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لاَ إلٰهَ إلَّا اللهُ، وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ، وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الإِيمَانِ."
“Iman itu ada tujuh puluh atau enam puluh cabang lebih. Yang paling utama adalah mengucap la ilaha illallah (tiada Tuhan selain Allah) dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Rasa malu juga bagian dari iman.” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Jika ada dahan pohon di pinggir jalan umum yang sudah terlalu besar dan mengganggu jalan, yang ketika terjadi angin besar pada musim hujan berpotensi patah tertiup angin dan menimpa orang atau kendaraan di bawahnya, maka memangkasnya dan merapikannya kembali adalah bagian dari cara kita merawat lingkungan. Itu adalah bagian dari ajaran Islam. Itu adalah bagian dari iman. Sebesar kesadaran kita terhadap hal seperti ini, sebesar itu pula keutuhan iman kita.
Demikianlah, soal kebersihan, soal penggunaan sumber daya alam dengan baik dan tidak boros, bukan hanya soal keduniaan, tetapi termasuk bagian dari keimanan kita. Mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang memiliki keimanan yang utuh dengan menjaga, melindungi, dan merawat lingkungan kita bersama.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ العَلِيمُ. أقُولُ قَوْلِي هذا وَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيمَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُورُ الرَّحِيمُ.
Khotbah Kedua
الحمد لله على إحسانه، والشُّكر له على توفيقه وامتنانه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحدَه لا شريك له تعظيمًا لشأنه، وأشهد أنَّ محمَّدًا عبده ورسوله الداعي إلى رضوانه، صلَّى الله عليه وعلى آله وصحابته وسلَّم تسليمًا كثيرًا. أمَّا بعدُ، فيا عباد الله... اتَّقوا الله ولا تموتنَّ إلا وأنتم مسلمون، واعتَصِموا بحبل الله جميعًا ولا تفرَّقوا، واذكُروا نعمةَ الله عليكم، وتمسَّكوا بكتاب ربِّكم، واعلَمُوا أنَّ الله - سبحانه وتعالى - أمرَكُم بأمرٍ بدأ فيه بنفسه؛ فقال - جلَّ من قائل : ﴿إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا﴾. اللهم صلِّ وسلِّم على عبدك ورسولك محمد، البشير النذير، والسراج المنير، وارضَ اللهم عن الخلفاء الراشدين المهديين: أبي بكرٍ، وعمر، وعثمان، وعلي، وعن بقيَّة الصحابة، وعن التابعين، وتابعي التابعين، ومَن تَبِعَهم بإحسانٍ إلى يوم الدين، وعنَّا معهم بعفوك وكرمك وإحسانك يا أرحم الراحميناللهم اغفر للمؤمنين والمؤمنات، والمسلمين والمسلمات، الأحياء منهم والأموات. اللهم انصر من نصر الدين، واخذل من خذل المسلمين. اللهم ادفَع عنَّا الغَلاء والرِّياء، والربا والزنا والزلازل والمِحَن وسوء الفتن ما ظهر منها وما بطن، عن بلدنا هذا خاصَّة، وعن سائر بلاد المسلمين عامَّة يا رب العالمين. اللهم آمنَّا في أوطاننا، وأصلِح واحفظ ولاة أمورنا، واجعَلْهم هُداةً مُهتَدِين، صالحين مُصلِحين. رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ. عباد الله... إنَّ الله يأمُر بالعدل والإحسان وإيتاء ذي القُربى، وينهى عن الفحشاء والمنكر والبغْي، يعظُكم لعلَّكم تذكَّرون، فاذكُروا الله العظيم يذكُركم، واشكُروه على نِعَمِه يزدْكم، ولَذِكرُ الله أكبر، والله يعلَمُ ما تصنَعون.
Jika Anda membutuhkan sitasi pada Buku Digital ini, silahkan generate secara otomatis menjadi format APA, MLA, IEEE, Chicago, Harvard, dan Turabian.
Support kami dengan komentar positif dan ulasan yang membangun.
* Anda Wajib login Untuk Menulis Komentar/Review.