Media Sosial

 

Judi Online Mengancam Keutuhan Rumah Tangga

Judi Online Mengancam Keutuhan Rumah Tangga
Pengarang
Subdit Kepustakaan Islam 
Instansi
Kementerian Agama RI 
Kategori
Judi 
Statistik Data
 
Tgl. Publish
Rabu, 29 Januari 2025 

Judi Online Mengancam Keutuhan Rumah Tangga

ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِٱللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ ٱللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. أُوصِيكُمْ وَإِيَّايَ نَفْسِي بِتَقْوَى ٱللَّهِ فَقَدْ فَازَ ٱلْمُتَّقُونَ. قَالَ ٱللَّهُ تَعَالَىٰ: يَا أَيُّهَا ٱلَّذِينَ آمَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ.

Teriring rasa syukur atas segala nikmat dan karunia Allah, khususnya memberikan kita nikmat iman, Islam, dan kesehatan sehingga kita dapat berkumpul di tempat yang mulia ini untuk melaksanakan kewajiban shalat Jum’at. Selawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad saw, beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.

Pada kesempatan ini, saya mengajak diri sendiri dan seluruh jemaah sekalian untuk meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah Swt, dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Salah satunya adalah menjauhi bahaya judi. Sesungguhnya, ketakwaan adalah kunci keberhasilan di dunia dan akhirat.

Hadirin jemaah Jum’at yang dirahmati Allah,

Hari ini kita akan membahas tentang kisah pilu para keluarga korban judi online. Ada sebuah kisah nyata yang sangat menyedihkan. Sebuah keluarga yang awalnya hidup mapan dan bahagia, akhirnya runtuh hanya karena kepala rumah tangga mereka terjerumus dalam judi online. Sang suami, seorang pegawai dengan penghasilan yang cukup besar, pada awalnya dikenal sebagai sosok yang bertanggung jawab. Ia mampu memenuhi kebutuhan istri dan anak-anaknya dengan baik, hingga keluarganya hidup berkecukupan dan penuh keharmonisan.

Namun, semuanya berubah ketika ia mulai mengenal judi daring. Awalnya, ia hanya mencoba dengan jumlah uang yang kecil, berpikir bahwa ini hanyalah hiburan. Namun, seperti jebakan setan, ia terus terdorong untuk bermain lebih banyak dengan harapan mendapatkan kemenangan besar. Sayangnya, yang terjadi justru sebaliknya. Kekalahan demi kekalahan membuatnya terjerat utang yang besar. Gajinya yang dulu cukup untuk keluarga, habis begitu saja untuk melunasi utang-utang judi. Akibatnya, kebutuhan keluarga terabaikan.

Pada awalnya sang istri cukup sabar, namun ia lama kelamaan merasa tidak dihargai karena tanggung jawab suaminya sebagai kepala keluarga terabaikan. Anak-anak mereka juga merasakan dampaknya; pendidikan mereka terganggu, dan suasana rumah menjadi penuh dengan pertengkaran. Hingga akhirnya, keluarga itu pun berantakan, istri menuntut cerai, dan anak-anak kehilangan figur ayah yang mereka banggakan.

Kisah ini tentu patut kita jadikan pelajaran betapa bahayanya judi. Kisah ini bukanlah satu-satunya. Berdasarkan data pemerintah per Juni 2024, terdapat sekitar 2,37 juta penduduk Indonesia yang terindikasi bermain judi online. Yang lebih memprihatinkan, 2 persen dari jumlah tersebut, atau sekitar 80.000 orang, adalah anak-anak berusia di bawah 10 tahun.

Hadirin yang dimuliakan Allah,

Judi telah menjadi penyakit sosial di setiap zaman. Bahaya judi diyakini akan merusak sistem sosial, politik dan juga ketahanan keluarga. Ada banyak kerusakan ketika praktik judi menguasai para keluarga. Karena itulah, bahaya judi telah menjadi perhatian serius setiap zaman, termasuk perhatian khusus dalam teks-teks wahyu.

Salah satu firman Allah yang mengingatkan bahaya judi terdapat dalam surat al-Maidah ayat 90. Allah berfirman:

إِنَّمَا ٱلْخَمْرُ وَٱلْمَيْسِرُ وَٱلْأَنصَابُ وَالْاَزْلَامُ رِجْسٌ مِّنْ عَمَلِ ٱلشَّيْطَـٰنِ فَٱجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ.

"Sesungguhnya minuman keras, berjudi, berhala, dan mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan keji dari perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu beruntung." (QS. al-Mā’idah: 90).

Menurut Ibnu Katsir, ayat ini merupakan bentuk peringatan tegas dari Allah untuk menjauhkan diri dari perilaku yang bersifat merusak akhlak, merugikan masyarakat, dan menjauhkan manusia dari ketaatan kepada-Nya. Baginya, semua perbuatan yang disebutkan dalam ayat ini memiliki kesamaan sebagai perbuatan yang najis secara maknawi (rijsun), yakni sesuatu yang kotor dalam pandangan syariat, karena berasal dari perbuatan setan yang bertujuan menjerumuskan manusia dalam dosa. Oleh sebab itu, perintah "fajtanibuuhu" (maka jauhilah) menunjukkan larangan yang bersifat mutlak dan mengindikasikan dosa besar.

Dampak khamr dan maysir terhadap kerusakan merusak pada individu maupun tatanan sosial diungkapkan Imam Al-Qurthubi dalam tafsirnya Al-Jami’ li Ahkam al-Qur'an. Judi (maysir) disebut sebagai perbuatan yang menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara manusia, sebagaimana ditegaskan dalam ayat berikutnya (QS. Al-Mā’idah: 91). Kata rijs yang berarti "kotoran" atau "perbuatan keji" untuk menegaskan sifat buruk perbuatan ini, baik secara moral maupun sosial. Al-Qurthubi menggarisbawahi bahwa larangan ini juga mencakup seluruh bentuk modern dari khamr, judi, dan tindakan serupa yang membawa dampak serupa. Dengan demikian, menjaga diri dari perbuatan tersebut adalah bagian dari upaya seorang muslim untuk mencapai keberuntungan dunia dan akhirat sebagaimana ditutup dengan frasa "la'allakum tuflihun" (agar kamu beruntung).

Hadirin yang dirahmati Allah,

Menutup khotbah singkat ini, khatib mengajak kita semua, renungkan kembali nilai-nilai budaya Indonesia yang sarat dengan ajaran ketahanan keluarga. Masyarakat Indonesia sejak dahulu telah dikenal dengan nilai-nilai harmoni keluarga sebagai pondasi kokoh untuk masyarakat yang lebih luas. Tradisi seperti "musyawarah keluarga" dalam menyelesaikan masalah, gotong royong dalam mendukung kebutuhan bersama, adalah deretan budaya kita dalam merawat ketahanan keluarga.

Ketahanan keluarga adalah pelindung utama dan pertama dari berbagai pengaruh buruk judi dan perilaku destruktif lainnya. Keluarga yang kuat adalah pondasi utama dalam membangun bangsa yang kuat. Indonesia tumbuh menjadi bangsa yang kuat salah satunya ditopang oleh keluarga-keluarga yang kokoh dalam nilai agama, budaya, dan moral. Dengan menjaga keluarga kita, kita telah berkontribusi pada kelangsungan bangsa dan negara.

Mari kita hidupkan kembali tradisi-tradisi baik di keluarga dan masyarakat kita. Ajaklah anak-anak kita untuk aktif dalam kegiatan sosial dan budaya yang positif. Libatkan mereka dalam kegiatan keagamaan, seperti membaca Al-Qur'an bersama, menghadiri majelis taklim, atau ikut dalam kegiatan remaja masjid. Dengan begitu, mereka akan tumbuh menjadi generasi yang tangguh, jauh dari pengaruh buruk seperti judi.

Semoga Allah Swt melindungi keluarga kita, masyarakat kita, dan bangsa kita dari bahaya judi dan segala bentuk kemaksiatan.

بَارَكَ اللَّهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ. أَقُولُ قَوْلِي هَذَا، وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ.

Khutbah Kedua

الْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ، كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى. نَحْمَدُهُ عَلَى نِعَمِهِ الْجَلِيلَةِ، وَنَشْكُرُهُ عَلَى آلَائِهِ الْعَظِيمَةِ. وَنَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، تَعَظِيمًا لِشَأْنِهِ، وَنَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، دَاعِيًا إِلَى رِضْوَانِهِ، صَلَوَاتُ اللَّهِ وَسَلَامُهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هَدْيَهُ وَاهْتَدَى. أَمَّا بَعْدُ، أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ، اِتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ، وَتَزَوَّدُوا لِيَوْمٍ تُبْلَى فِيهِ السَّرَائِرُ، وَتَتَجَلَّى فِيهِ مَصَائِرُ الْبَشَرِ. أَلَا فَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ تَعَالَى قَدْ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيهِ بِنَفْسِهِ، وَثَنَّى فِيهِ بِمَلَائِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ، وَثَلَّثَ بِكُمْ أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ مِنْ بَرِّيَّتِهِ، فَقَالَ قَوْلًا كَرِيمًا: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ. اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ. اللَّهُمَّ أَصْلِحْ أَحْوَالَ الْمُسْلِمِينَ فِي كُلِّ مَكَانٍ، وَاجْعَلْ بَلَدَنَا هَذَا بَلَدًا آمِنًا مُطْمَئِنًّا، رَخَاءً وَسَعَةً فِي كُلِّ شَيْءٍ. اللَّهُمَّ اجْعَلْ أَهْلَنَا أَهْلَ التَّقْوَى، وَأَصْلِحْ أَحْوَالَنَا، وَبَارِكْ فِي أَرْزَاقِنَا، وَاجْعَلْ بُيُوتَنَا بُيُوتًا عَامِرَةً بِالْإِيمَانِ وَالطَّاعَةِ. بَارَكَ اللَّهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ. أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ.

Form Generate Sitasi

Kolom Komentar

Support kami dengan komentar positif dan ulasan yang membangun.

* Anda Wajib login Untuk Menulis Komentar/Review.

Subscribe ELIPKSI

Jangan Lewatkan

Jangan sampai Anda terlewatkan update buku terbaru dari ELIPSKI, segera berlanganan gratis melalui email.