Media Sosial

 

Tanggung Jawab Muslim Terhadap Kelompok Mustad’afin

Tanggung Jawab Muslim Terhadap Kelompok Mustad’afin
Pengarang
Chaidir Malik 
Instansi
Kategori
Hari Disabilitas 
Statistik Data
 
Tgl. Publish
Rabu, 24 Januari 2024 

Oleh: Dr. Chaidir Malik, M.Pd

KHUTBAH PERTAMA

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ، نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى الِهِ وَ أَصْحَابِهِ وَ مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّينِ.

أَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَ اللهَ, أُوْصِيْكُمْ وَ نَفْسِي بِتَقْوَى اللهَ كَمَا قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ الْقُرْأنِ الْكَرِيْمِ, أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ: يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. وَ قَالَ فِيْ أيَةٍ أُخْرَى: اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَهَاجَرُوْا وَجَاهَدُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ بِاَمْوَالِهِمْ وَاَنْفُسِهِمْۙ اَعْظَمُ دَرَجَةً عِنْدَ اللّٰهِ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْفَاۤىِٕزُوْنَ

Hadirin yang dimuliakan oleh Allah Swt.,

kita tingkatkan takwa kita kepada Allah Swt. dengan menjalankan perintah perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya dalam segala urusan. Baik itu urusan kita sendiri, urusan keluarga kita, urusan dunia kita, urusan masyarakat kita, urusan akhirat kita dan segala urusan yang ada di dunia ini. Karena sesungguhnya tidak ada perkara yang lebih menguntungkan kita melebihi takwa kepada Allah Swt., dan tidak ada perkara yang lebih merugikan kita melebihi maksiat kepada Allah Swt.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Mustadh’afin merupakan tema dan istilah yang telah ada sejak kedatangan Islam. Menurut catatan Abad Badruzaman, istilah ini disebut dalam Al-Qur’an sebanyak 13 kali. Namun jika mengacu kepada kata asalnya seperti dhu’afa, maka Al-Qur’an menyebutkannya sekitar 52 kali. Istilah ini sering diterjemahkan sebagai mereka yang lemah, dihina dan teritindas.

Hadirin yang dimuliakan Allah Swt.,

Dalam masyarakat Islam, kelompok yang dimasukkan dalam kategori mustadh’afin seringkali terbatas pada kelompok fakir dan miskin. Namun ketika Moeslim Abdurrahman memimpin Lembaga Pemberdayaan Buruh, Tani, dan Nelayan, beliau memperkenalkan konsep baru yang keluar dari kategori tradisional, bahwa yang disebut mustadh’afin bukan hanya fakir dan miskin saja, tapi juga mereka mengalami ketertindasan secara sosial dan struktural.

Apa yang dinyatakan oleh Moeslim Abdurrahman itu, meski belum banyak memberikan dampak, namun paling tidak berhasil menyodorkan cara pandang baru yang membuka wawasan terkait mustadh’afin. Bahwa banyak dari kelompok fakir dan miskin menjadi dhu’afa (lemah) bukan karena mereka malas bekerja, tapi ada yang disebut dengan struktur kemiskinan dan dosa sosial. Nampaknya, gagasan Moeslim Abdurrahman masih terfokus kepada ketertindasan dan ketidakadilan secara ekonomi. Padahal mustadh’afin tidak selalu mengacu kepada ekonomi saja, namun juga terkait dengan aspek-aspek lainya.

Salah satu ayat Al-Qur’an yang berbicara tentang mustadh’afin adalah,

وَنُرِيْدُ اَنْ نَّمُنَّ عَلَى الَّذِيْنَ اسْتُضْعِفُوْا فِى الْاَرْضِ وَنَجْعَلَهُمْ اَىِٕمَّةً وَّنَجْعَلَهُمُ الْوٰرِثِيْنَ

“Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi)”. (Q.S. Al-Qashash: 5)

Ayat ini berbicara tentang Bani Israil yang ditindas oleh Fir’aun. Makna ketertindasan tentu lebih luas dari persoalan ekonomi, atau bahkan ekonomi bukan merupakan aspek yang utama. Adapun ayat lain yang membicarakan tentang mustadh’afin terdapat dalam surah An-Nisa ayat 75,

وَمَا لَكُمْ لَا تُقَاتِلُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَالْمُسْتَضْعَفِيْنَ مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَاۤءِ وَالْوِلْدَانِ الَّذِيْنَ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَآ اَخْرِجْنَا مِنْ هٰذِهِ الْقَرْيَةِ الظَّالِمِ اَهْلُهَاۚ وَاجْعَلْ لَّنَا مِنْ لَّدُنْكَ وَلِيًّاۚ وَاجْعَلْ لَّنَا مِنْ لَّدُنْكَ نَصِيْرًا

“Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa: ‘Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau!’”. (Q.S. An-Nisa: 75)

Sama seperti ayat yang dikutip sebelumnya, ketertindasan di sini bukanlah terkait persoalan ekonomi, tapi diskriminasi dan persekusi oleh mereka yang kuat kepada mereka yang lemah.

Hadirin yang dimuliakan oleh Allah Swt.,

Dalam pembangunan bangsa, dikenal istilah 3T atau Tertinggal, Terdepan, dan Terluar. Dalam distribusi zakat juga demikian, terdapat juga istilah tersebut. Tidak bisa pungkiri bahwa mereka yang “terbelakang” secara sosial dan agama sering luput dari sasaran zakat, oleh karena itu melalui mimbar yang mulia ini saya mengajak kepada semua yang berkepentingan untuk menyalurkan zakat dan wakaf produktif sesuai dengan aturan yang ditetapkan Allah Swt. tanpa memandang bulu, kemanfaatannya untuk seluruh hamba Allah Swt., insya Allah bisa menjadi salah satu solusi utama dalam menyelesaiakan masalah kaum mustad’afin , Aamin,

Hadirin yang dimuliakan Allah Swt.,

Oleh karena itu, di hari Jum’at yang mulia ini, waktunya kita untuk meluruskan niat untuk terus merisaukan saudara muslim kita. Bukan sekadar memikirkan kebutuhan fisik mereka, namun yang lebih penting adalah bagaimana hidayah dan iman terus tertanam, karena iman inilah yang mampu menggerakkan hati dan jasad kita untuk merisaukan dan memberikan perhatian dan tanggung jawab kepada saudara muslim kita, khususnya saudara kita yang kurang beruntung dan sering mengalami kelaparan.

Dalam hal ini, Rasulullah saw. bersabda:

لَيْسَ الْمُؤْمِنُ الَّذِيْ يَشْبَعُ وَجَارُهُ جَائْعٌ إِلٰى جَنْبِهِ .

“Tidaklah beriman kepadaku orang yang kenyang semalaman sedangkan tetangganya kelaparan di sampingnya, padahal ia mengetahuinya." (H.R. At-Thabrani).

Hadirin yang dimuliakan Allah Swt,

Semoga Allah mencurahkan akhlak yang mulia kepada kita semua, dan menjaga kita dari segala akhlak yang buruk dan bahayanya dengan menjadi hamba yang terus bermanfaat dan berkarya bagi saudara saudara kita yag lain khususnya mereka yang kurang beruntung, sebagaimana pepatah Makassar “Eja pi nikana doang”, Seseorang dikenal atas karya dan perbuatan. Demikian khutbah yang dapat khatib sampaikan. Semoga bermanfaat. Kita memohon perlindungan kepada Allah dari berbagai keburukan dan diberikan kekuatan untuk dapat melakukan kebaikan-kebaikan bagi masyarakat secara luas. Aamin ya Rabbal ‘alamin.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فيِ القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنيِ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلْ مِنيِّ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ َإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ .أَقُوْلُ قَوْليِ هذَا أَسْتَغْفِرُ اللهَ ليِ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

KHOTBAH KEDUA

إِنَّ الْحَمْدَ لِلّٰهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَاۧ إِٰلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهْ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيَّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ نَبِيِّ الرَّحْمَةْ، وَعَلَى أٰلِهِ وَصَحْبِهِ مِنْ يَوْمِنَا هَذَا إِلَى يَوْمِ النَّهْضَةْ.

أَمَّا بَعْدُ. أَيُّهَا النَّاسُ! أُوْصِيْكُمْ بتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ فَقَالَ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَآئِكَتَه يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ وَبَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا إِبْراهَيْمَ فِي الْعٰلَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، اَللّٰهُمَّ وَفِّقْهُمْ لِمَا فِيْهِ صَلَاحُهُمْ وَصَلَاحُ اْلإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِيْنَ، اَللّٰهُمَّ أَعِنْهُمْ عَلَى الْقِيَامِ بِمَهَامِهِمْ كَمَا أَمَرْتَهُمْ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ أَبْعِدْ عَنْهُمْ بِطَانَةَ السُّوْءِ وَالْمُفْسِدِيْنَ وَقَرِّبْ إِلَيْهِمْ أَهْلَ الْخَيْرِ وَالنَّاصِحِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِ الْمُسْلِمِيْنَ فِيْ كُلِّ مَكَانٍ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآءِ ذِي الْقُرْبَـى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ. أَقِيْمُوا الصَّلاَةَ !

 

Kolom Komentar

Support kami dengan komentar positif dan ulasan yang membangun.

* Anda Wajib login Untuk Menulis Komentar/Review.

Subscribe ELIPKSI

Jangan Lewatkan

Jangan sampai Anda terlewatkan update buku terbaru dari ELIPSKI, segera berlanganan gratis melalui email.