Media Sosial

 

Mewujudkan Masjid Ramah Difabel

Mewujudkan Masjid Ramah Difabel
Pengarang
Husain 
Instansi
Kategori
Hari Disabilitas 
Statistik Data
 
Tgl. Publish
Kamis, 07 Desember 2023 

Oleh: Husain

KHUTBAH PERTAMA

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ بِنِعْمَتِهِ اِهْتَدَى اْلمُهْتَدُوْنَ، وَبِعَدْلِهِ ضَلَّ الضَّالُّوْنَ، لاَ يُسْأَلُ عَمَّا يَفْعَلُ وَهُمْ يُسْأَلُوْنَ، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ حَمْدَ عَبْدٍ نَزَّهَ رَبَّهُ عَمَّا يَقُوْلُ الظَّالِمُوْنَ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَإِلٰهَ إلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ تَعَالَى رَبَّ اْلعَرْشِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَخَلِيْلُهُ الصَّادِقُ اْلمَأْمُوْنَ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ هُمْ بِهَدْيِهِ مُسْتَمْسِكُوْنَ، وَسَلِّمْ تَسْلِيْماً كَثِيْرًا.

أَمَّا بَعْدُ. فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ، وَسَارِعُوْا إِلَى مَغْفِرَتِهِ وَمَرْضَاتِهِ، وَأَجِيْبُوْا الدَّاعِيَ إِلَى دَارِ كَرَامَتِهِ وَجَنَّاتِهِ. قَالَ اللهُ تَعَالَي اِنَّمَا يَعْمُرُ مَسٰجِدَ اللّٰهِ مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَاَقَامَ الصَّلٰوةَ وَاٰتَى الزَّكٰوةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللّٰهَ ۗفَعَسٰٓى اُولٰۤىِٕكَ اَنْ يَّكُوْنُوْا مِنَ الْمُهْتَدِيْنَ

Hadirin jamaah Jumat yang berbahagia,

Di kesempatan yang baik ini, mari kita senantiasa bertaqwa kepada Allah Swt, Tuhan yang tidak pernah bosan mencurahkan rahmat dan taufik-Nya kepada kita sekalipun hamba itu masih tetap durhaka padaNya. Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, kasih sayangnya tak terbatas dan tak pilih kasih. Salawat dan salam kita haturkan pada junjungan kita Nabi Muhammad Saw, Nabi yang pernah bersabda

أَوْلى النَّاسِ بِيْ يوْمَ الْقِيَامَةِ أَكْثَرُهُمْ عَليَّ صَلاَةً

“Barang siapa yang banyak bersalawat kepadaku, maka dialah yang paling berhak duduk dekatku di akhirat nanti” (HR Tirmidzi).

Selaku khatib, perkenankan untuk menyampaikan khutbah yang berjudul Mewujudkan Masjid Ramah Difabel.

Hadirin jamaah Jumat yang berbahagia,

Ketika Rasulullah SAW tiba di Madinah dalam rangkaian hijrah, masjidlah yang kali pertama dibangun yang kita kenal dengan masjid Quba. Tujuan utama masjid itu dibangun sebagai pusat pendidikan dan pembinaan bermasyarakat dalam ruang kemajemukan. Jauh sebelum Rasulullah SAW, Nabi Ibrahim sebagaimana yang terdapat pada Al-Qur’an surah Ibrahim (14) ayat 37-41 pernah berdoa agar anaknya kelak dapat hidup berdampingan dengan masjid. Kenapa harus berdampingan dengan masjid? Kenapa tidak berdampingan dengan sungai, hutan atau tempat lain selain masjid. Karena masjid merupakan pusat peradaban, pusat pembentukan manusia sejati.

Di Indonesia menurut data Kementerian Agama bahwa jumlah masjid terbanyak di dunia ada di Indonesia. Namun demikian sungguh masih banyak masjid yang belum berpihak pada penyandang disabilitas. Jika dihitung, masjid yang ramah difabel masih bisa dihitung dengan jari. Kita hampir tidak pernah melihat masjid dengan adanya ramp atau bidang miring pada tangga yang digunakan oleh penyandang disabilitas. Demikian juga, kita sangat jarang melihat masjid yang menyediakan fasilitas kursi roda untuk para difabel. Jangankan masjid-masjid di kampung masjid-masjid di perkotaan saja masih sangat jarang, bahkan dapat dikatakan kita tidak menemukan fasilitas-fasilitas lain yang dibutuhkan untuk kalangan difabel. Padahal, jumlah penyandang disabilitas dari Biro Pusat Statistik (BPS) untuk tahun 2020 saja sudah mencapai 22,5 juta belum lagi tahun ini.

Hadirin jamaah Jumat yang berbahagia,

Saudara-saudara kita para penyandang disabilitas disebut dalam Al-Qur’an dengan istilah gair ulul darar, duafa, dan al-mardha. Mereka juga punya hak yang sama dengan kita untuk bersimpuh dan sujud di masjid. Masjid sejatinya bukan hanya tempat melaksanakan salat, tetapi filosofi masjid mengandung arti sebagai lingkungan dimana kita yang normal dan penyandang difabel berinteraksi. Ada beberapa makna yang dikandung kata masjid. Secara bahasa, masjid adalah tempat bersujud. Gerakan sujud dalam salat merupakan gerakan penghambaan diri seseorang yang paling rendah. Dalam sujud, Allah Swt tidak membedakan antara hamba yang normal dengan hamba difabel. Yang dinilai taqwa dan keikhlasannya. Hal ini disinggung oleh Allah dalam Surah Al-hajj ayat 37

لَن يَنَالَ ٱللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَآؤُهَا وَلَٰكِن يَنَالُهُ ٱلتَّقْوَىٰ مِنكُمْ ۚ كَذَٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا۟ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمْ ۗ وَبَشِّرِ ٱلْمُحْسِنِينَ

“Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kamu. Demi-kianlah Dia menundukkannya untuk-mu agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk yang Dia berikan kepadamu. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.”

Dalam tataran sebagai hamba tidak ada bedanya antara yang normal dan difabel. Kita memiliki kesetaraan derajat spritual dalam dihadapan Allah Swt, saat sujud semua kita sama. Dari sujud ini, akan dapat mengikis sifat angkuh dan sombong. Kita akan belajar merendah hati; baik terhadap Allah terlebih kepada sesama manusia.

Masjid juga merupakan tempat mencari ketenangan batin. Kita dan saudara kita yang difabel akan menjadi pencipta ketentraman dan rasa keamanan dalam masyarakatnya. Selain itu, masjid juga difungsikan sebagai tempat menimbah ilmu. Para pecinta masjid akan tumbuh besar dengan ilmu yang berguna baginya, agama, dan bangsanya. Masjid adalah tempat berkumpulnya umat Islam dari berbagai suku, fisik normal dan dafabel, bahasa, ras, tingkat pendidikan, profesi, dan mazhab untuk melaksanakan rangkaian ibadah di dalamnya. Para pecinta masjid akan belajar bertoleransi; yaitu bagaimana hidup berdampingan dengan beragam budaya. Masjid sebagai tempat menyerukan kebaikan dan kebenaran. Para pecinta masjid akan tumbuh menjadi penebar kebaikan dan penyeru kebenaran. Masjid sebagai tempat melaksanakan salat jamaah; ada imam dan ada makmum. Dari sana kita akan belajar menjadi pemimpin yang bijaksana yang memperhatikan jamaah yang dipimpinnya. Sekaligus jamaah secara tidak langsung belajar menjadi masyarakat yang dipimpin, yang taat pada aturan pimpinan.

Hadirin jamaah Jumat yang berbahagia,

Di zaman Nabi, masjid juga difungsikan sebagai tempat mendiskusikan berbagai hal. Dari sini kita akan belajar mendengar dan menyimak suatu masalah sekaligus mencarikan solusinya. Kita juga belajar menghargai pendapat orang lain dan tidak mentasbih diri kita dan pendapat kita yang paling benar sedang yang lain salah. Dari masjid kita belajar mengasah kepekaan sosial, agar bisa selalu berempati dan bersimpati terhadap permasalahan di masyarakat. Masjid tempat bersimpuh paling adil; baik yang normal maupun yang difabel.

Fungsi masjid seperti itu selayaknya sudah terwujud selama ini. Padahal tak kurang, baik Islam yang sangat memperhatikan mereka yang disebut dzawil ihtiyat khassah atau berkebutuhan khusus, juga pemerintah sudah memiliki undang-undang yang mengikat agar rumah ibadah seperti masjid dilengkapi sarana prasarana yang ramah difabel. Undang-undang Nomor 8 Tahun 2016 Pasal 80 misalnya dengan tegas menyebut kewajiban penyediaan masjid dan rumah ibadah yang ramah difabel:” Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib mendorong dan atau membantu pengelola rumah ibadah untuk menyediakan sarana dan prasarana yang mudah diakses oleh penyandang disabilitas”.

Hadirin jamaah Jumat yang berbahagia,

Masjid adalah lingkungan kita bersama. Masjid mengajarkan akhlak berhubungan dengan Tuhan, juga mengajarkan akhlak berinteraksi dengan alam, mengajarkan berlaku adil terhadap saudara-saudara kita penyandang disabilitas. Jika demikian, antarkan siapapun kita mencintai masjid, karena dari sana kita akan menemukan jati diri kemanusiaan kita. Oleh karena itu, mari kita bahu membahu memikirkan dan mewujudkan masjid yang kita cintai ini juga ramah terhadap saudara-saudara kita penyandang disabilitas. Sebagai DKM masjid kita sediakan sarana dan prasarana untuk mereka. Kita akan senantiasa ditolong oleh Allah selama kita mau menolong saudara-saudara kita yang berkebutuhan khusus. Sehingga fungsi masjid sebagai pusat peradaban, pusat pembentukan manusia sejati, dan pusat menabur kasih sayang untuk seluruh alam dapat diperankan secara maksimal dan sebaik-baiknya.

بَارَكَ اللهُ لِى وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآياَتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. إِنَّهُ هُوَ الْبَرُّ التَّوَّابُ الرَّؤُوْفُ الرَّحِيْمُ

KHOTBAH KEDUA

إِنَّ الْحَمْدَ لِلّٰهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَاۧ إِٰلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهْ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيَّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ نَبِيِّ الرَّحْمَةْ، وَعَلَى أٰلِهِ وَصَحْبِهِ مِنْ يَوْمِنَا هَذَا إِلَى يَوْمِ النَّهْضَةْ.

أَمَّا بَعْدُ. أَيُّهَا النَّاسُ! أُوْصِيْكُمْ بتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ فَقَالَ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَآئِكَتَه يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ وَبَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا إِبْراهَيْمَ فِي الْعٰلَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، اَللّٰهُمَّ وَفِّقْهُمْ لِمَا فِيْهِ صَلَاحُهُمْ وَصَلَاحُ اْلإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِيْنَ، اَللّٰهُمَّ أَعِنْهُمْ عَلَى الْقِيَامِ بِمَهَامِهِمْ كَمَا أَمَرْتَهُمْ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ أَبْعِدْ عَنْهُمْ بِطَانَةَ السُّوْءِ وَالْمُفْسِدِيْنَ وَقَرِّبْ إِلَيْهِمْ أَهْلَ الْخَيْرِ وَالنَّاصِحِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِ الْمُسْلِمِيْنَ فِيْ كُلِّ مَكَانٍ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآءِ ذِي الْقُرْبَـى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ. أَقِيْمُوا الصَّلاَةَ !

 

Kolom Komentar

Support kami dengan komentar positif dan ulasan yang membangun.

* Anda Wajib login Untuk Menulis Komentar/Review.

Subscribe ELIPKSI

Jangan Lewatkan

Jangan sampai Anda terlewatkan update buku terbaru dari ELIPSKI, segera berlanganan gratis melalui email.