MEMBANGUN MASYARAKAT YANG TANGGUH DALAM MENGHADAPI BENCANA
Oleh: Lucky Yahdi
KHUTBAH PERTAMA
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ، اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ العَالَمِين، الْحَكِيْمُ بِمَا يَقْضِيْهِ فِي كُل زَمَانٍ وَمَكَانٍ، وَاللَّطِيْفُ بِعِبَادِهِ حِيْنَ تُقْلِقُهُمْ الْهُمُوْمُ وَالْأَحْزَانُ، الَّذِي وَعَدَ الصَّابِرِيْنَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ عَدٍّ وَلَا حِسْبَانٍ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ اَلْمَلِكُ الدَّيَّانُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سيِّدنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِي صَبَرَ عَلَى طَاعَةِ اللهِ وَصَبَرَ عَلَى أَقْدَارِ اللهِ وَعَلَى إِيْذَاءِ بَنِي الْإِنْسَانِ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
أَمَّا بَعْدُ: أَيُّهَا الْاِخْوَان أُوْصِيْكُمْ وَاِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ، بِامْتِثَالِ أَوَامِرِهِ وَاجْتِنَابِ نَوَاهِيْهِ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. وَقَالَ أَيْضًا: مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللّهِ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah!
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. atas segala nikmat yang telah dilimpahkan kepada kita terutama nikmat iman, Islam dan juga kesehatan sehingga kita bisa hadir berjamaah hari ini untuk menunaikan sholat Jum’at. Semoga kesempatan yang telah diberikan ini dapat dimanfaatkan dengan baik untuk meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah Swt. dan mendapatkan predikat hamba yang mulia sebagaimana firman-Nya:
اِنَّ اَكۡرَمَكُمۡ عِنۡدَ اللّٰهِ اَ تۡقٰٮكُمۡ ؕ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيۡمٌ خَبِيۡرٌ
“Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti.”
Jamaah sidang Jum’at yang dirahmati Allah!
Di belahan dunia manapun seseorang hidup, Allah Swt. senantiasa akan memberinya ujian. Bahkan, bisa jadi diri kita sendiri atau seseorang yang sedang duduk di kiri atau kanan kita. Al-Quran yang diturunkan 14 abad silam mengingatkan kita bahwa orang beriman pasti akan diuji semasa hidupnya dengan duka, kelaparan, kekurangan harta, kehilangan jiwa dan kekurangan rezeki. Allah Swt. berfirman:
وَ لَنَبۡلُوَنَّکُمۡ بِشَیۡءٍ مِّنَ الۡخَوۡفِ وَ الۡجُوۡعِ وَ نَقۡصٍ مِّنَ الۡاَمۡوَالِ وَ الۡاَنۡفُسِ وَ الثَّمَرٰتِ ؕ وَ بَشِّرِ الصّٰبِرِیۡن
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.”
Ayat ini menunjukkan bahwa cobaan atau bencana tidak bisa dihindari dan seberat apapun cobaan hidup, Allah Swt. senantiasa melindungi hamba-Nya yang sabar. Kesabaran dalam setiap cobaan hidup membentuk umat Islam menjadi orang yang kuat jiwanya, kokoh imannya dan mampu bertahan di masa-masa sulit. Bagi hamba-Nya yang lulus menghadapi ujian ini, Allah Swt. akan menaikkan derajatnya dan selalu memberikan kabar gembira berupa kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat kelak. Allah Swt. menjanjikan titik terang untuk semua permasalahan dunia.
Kesabaran adalah tameng dan senjata dari dalam diri kita sebagai solusi dari berbagai cobaan hidup. Karena hanya kesabaranlah yang dapat menjernihkan pikiran dan menenangkan hati sehingga kemudian dapat mengambil langkah yang tepat. Di sisi lain, kehilangan kesabaran hanya berujung pada keputusan sembrono dan penuh amarah yang justru berujung pada bencana yang lebih besar dari yang pernah dibayangkan.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah!
Di antara amalan untuk mengungkapkan ketakwaan seorang hamba kepada Allah Swt. adalah sabar dalam menghadapi cobaan atau musibah dengan meyakini bahwa musibah apapun yang menimpa manusia adalah bagian dari kondisi takdir yang tidak dapat dihindari oleh siapapun. Allah Swt. berfirman dalam Al-Quran:
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
“Tidak ada suatu musibah yang menimpa (seseorang), kecuali atas kehendak Allah Swt. Dan barang siapa beriman kepada Allah Swt., niscaya akan diberikan oleh Allah Swt. suatu petunjuk ke dalam hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
Setiap kali manusia dihadapkan pada bahaya bencana apapun, sabar adalah reaksi dan respon yang paling tepat bagi umat Islam. Kesabaran dalam menghadapi musibah harus diamalkan, di antaranya ialah dengan cara tidak mencari harta kecuali dari sesuatu yang halal, sesulit apapun keadaannya. Ujian hidup bukanlah alasan untuk menghalalkan segala cara dengan melakukan amalan perbuatan yang dilarang oleh Allah Swt. Seorang hamba yang sabar harus mencari jalan keluar dari segala permasalahan hidup dengan jalan yang diridhoi Allah Swt. semata sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ كُلُوا۟ مِمَّا فِى ٱلْأَرْضِ حَلَٰلًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا۟ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيْطَٰنِ ۚ إِنَّهُۥ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ
“Wahai manusia. Makanlah dari rizki yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di muka bumi dan janganlah engkau mengikuti langkah-langkah setan, karena sesungguhnya setan itu adalah musuh nyata bagimu.”
Mengambil keputusan dengan mencari jalan keluar yang tidak diridhoi oleh Allah Swt. serta mengikuti kehendak hawa nafsu hanya akan membuat keadaan semakin buruk. Ketabahan hati, kesabaran, dan kesadaran diri bahwa semua yang terjadi merupakan takdir dari Allah Swt. merupakan satu-satunya cara yang paling ideal untuk bisa menerima keadaan dan tangguh dalam menghadapi ujian. Ketabahan tersebut semestinya bertumpu pada keyakinan bahwa di setiap kesulitan-kesulitan ujian hidup akan ada kemudahan-kemudahan yang Allah Swt. berikan. Allah Swt. tidak akan menguji seorang hamba melainkan sesuai dengan kapasitas kemampuannya. Semakin besar ujian dan cobaan hidup seseorang maka akan semakin besar pula pahala yang didapatkannya dengan bersabar. Allah Swt. senantiasa menguji hamba yang dicintai-Nya sebagaimana baginda Nabi Muhammad Saw bersabda:
إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاَءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ فَمَنْ رَضِىَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ
“Sesungguhnya besarnya pahala itu sesuai dengan besarnya ujian. Dan sesungguhnya Allah Swt., apabila telah mencintai suatu kaum, maka Allah Swt. akan mengujinya. Dan barangsiapa yang ridha (terhadap ujian tersebut), maka baginya keridhaan dari Allah Swt. Dan barangsiapa yang membenci (terhadap ujian tersebut), maka baginya kebenciaan dari Allah Swt.” (H.R. Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah!
Tentu yang dimaksud dengan bersabar menghadapi musibah bukan berarti tidak merasakan sakitnya kehilangan nikmat yang pernah Allah Swt. berikan. Kesabaran dalam menghadapi kesulitan adalah kemampuan untuk mengendalikan diri agar tidak menunjukkan rasa khawatir atau kecemasan yang berlebihan. Menangis dan berduka saat terjadinya musibah bukan berarti tidak menerima nasib yang sudah terjadi. Nabi Muhammad Saw. bahkan menangis ketika putranya Sayyid Ibrahim meninggal dunia. Saat itu para sahabat bertanya kepada baginda Nabi, kemudian beliau menjawab bahwa menangis adalah salah satu bentuk rahmat dari Allah Swt. lalu beliau bersabda:
الْعَيْنَ تَدْمَعُ وَالْقَلْبَ يَحْزَنُ وَلا نَقُولُ إِلا مَا يَرْضَى رَبُّنَا
“Mata menangis, hati bersedih, dan kami (Rasulullah Saw) tidak berkata kecuali perkataan yang diridhai oleh Tuhan kami.” (H.R. Bukhari).
Jamaah sidang Jum’at yang dirahmati Allah!
Badai ujian di dalam kehidupan akan selalu datang dan pergi. Tidak ada satupun yang dapat menghindar dari ujian hidup. Keberuntungan dan kemenangan hanya akan berpihak kepada hamba-Nya yang bersabar karena Allah senantiasa bersama dan memberi naungan bagi hamba-Nya yang bersabar dalam menghadapi segala cobaan kehidupan. Bersabarlah dalam menghadapi berbagai musibah dengan tetap mencari jalan keluar yang diridhai oleh Allah Swt. Semoga dengan bersabar dalam menghadapi segala ujian kehidupan, Allah Swt. senantiasa memberikan pertolongan kepada kita semua sebagaimana firman-Nya:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱسْتَعِينُوا۟ بِٱلصَّبْرِ وَٱلصَّلَوٰةِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ
“Wahai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah Swt. beserta orang-orang yang sabar.”
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
KHUTBAH KEDUA
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَاإِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِيْ إلىَ رِضْوَانِهِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا.
أَمَّا بَعْدُ: فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِه وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلَآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِيّ يَآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَنْبِيَائِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلَآئِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلـمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلأَحْيَآءُ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ.
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، اَللَّهُمَّ وَفِّقْهُمْ لِمَا فِيْهِ صَلَاحُهُمْ وَصَلَاحُ اْلإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِيْنَ، اَللَّهُمَّ أَعِنْهُمْ عَلَى الْقِيَامِ بِمَهَامِهِمْ كَمَا أَمَرْتَهُمْ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ أَبْعِدْ عَنْهُمْ بِطَانَةَ السُّوْءِ وَالْمُفْسِدِيْنَ وَقَرِّبْ إِلَيْهِمْ أَهْلَ الْخَيْرِ وَالنَّاصِحِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِ الْمُسْلِمِيْنَ فِيْ كُلِّ مَكَانٍ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اۤلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي الْقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ . أَقِيْمُوْا الصَّلَاةْ !
Jika Anda membutuhkan sitasi pada Buku Digital ini, silahkan generate secara otomatis menjadi format APA, MLA, IEEE, Chicago, Harvard, dan Turabian.
Support kami dengan komentar positif dan ulasan yang membangun.
* Anda Wajib login Untuk Menulis Komentar/Review.