Media Sosial

 

Mensyukuri Kemerdekaan

Mensyukuri Kemerdekaan
Pengarang
Muhammad Kudhori 
Instansi
Kategori
Kemerdekaan 
Statistik Data
 
Tgl. Publish
Rabu, 09 Agustus 2023 

MENSYUKURI KEMERDEKAAN

Oleh: Muhammad Kudhori

KHUTBAH PERTAMA

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ، اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْ لَا أَنْ هَدَانَا اللهُ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَرْسَلَهُ بِاْلهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ. اَللّٰهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهْ ووَاَلَاهُ.

أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ اُوْصِيْنِيْ نَفْسِىْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: وَاشْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ.

Hadirin jamaah shalat Jum’at yang dirahmati Allah Swt,

Marilah pada kesempatan yang berbahagia ini kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah Swt. dengan sebenar-benarnya takwa, dengan menjalankan segenap perintah Allah Swt. dan menjauhi larangan-larangan-Nya sesuai kemampuan kita. Bertakwa kepada Allah Swt. pada hakekatnya merupakan bentuk syukur kita atas segala kenikmatan yang dilimpahkan Allah Swt. kepada kita, karena hakekat mensyukuri nikmat-nikmat Allah Swt. adalah dengan mendayagunakan nikmat-nikmat itu untuk hal-hal yang diridai Allah Swt. dan meninggalkan hal-hal yang dilarang oleh-Nya.

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah Swt.

Momen peringatan hari kemerdekaan negara kita ini sudah seharusnya kita jadikan sebagai momen untuk mensyukuri nikmat kemerdekaan yang telah dianugerahkan oleh Allah Swt. kepada bangsa ini. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 telah disebutkan bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia ini semata-mata adalah atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa. Oleh karena itu, sebagai hamba yang beriman, sebagai hamba yang pandai bersyukur dan sebagai hamba yang dianugerahi negara yang adil dan makmur, gemah ripah loh jinawi, baldatun thayyibatun warabbun ghafur, maka sudah semestinya kita bersyukur kepada Allah Swt. atas nikmat kemerdekaan ini.

Dengan negara yang merdeka, aman dan tenteram, kita sebagai warga negara dapat menjalankan aktifitas kita dengan aman, khususnya aktifitas yang berkaitan dengan kegiatan keagamaan. Kita tentu tidak bisa membayangkan bagaimana kita menjalankan kegiatan keagamaan kita, menjalankan salat berjamaah, salat Jumat dan kegiatan-kegiatan ibadah yang lainnya jika negara kita tidak merdeka, dijajah atau negara kita tidak aman. Tentu kegiatan-kegiatan syiar keagamaan kita tidak akan dapat berjalan dengan lancar dan aman. Oleh karena itu sudah sepantasnya kita mensyukuri nikmat kemerdekaan ini.

Hadirin jamaah shalat Jum’at yang dirahmati Allah Swt,

Negara Indonesia yang kita cintai ini adalah negara yang istimewa. Negara ini dianugerahi sumber daya alam yang melimpah, mulai dari tanahnya yang subur dan lautan luas yang menghasilkan ikan yang melimpah dan kekayaan laut lainnya. Negara kita tercinta ini juga dihuni oleh warga negara dari berbagai macam suku yang juga memeluk agama yang berbeda-beda. Mereka semua bebas menjalankan ajaran agamanya sesuai yang diyakininya tanpa adanya ancaman dan paksaan. Bentuk mensyukuri kemerdekaan negara dapat kita lakukan dengan menjaga negara yang kita cintai ini melalui beberapa hal.

Pertama, sebagai negara yang tanahnya subur, kita sebagai warga negara wajib hukumnya menjaga dan melestarikan alam Indonesia agar kesuburan itu tidak punah dan tetap bisa dinikmati oleh anak cucu kita. Syukur atas karunia ini dapat kita laksanakan dengan cara menjaga bumi kita dari pencemaran lingkungan dan polusi, melestarikan lingkungan dan melakukan penghijauan dari mulai skala terkecil di sekitar rumah kita hingga skala yang besar dengan melakukan penghijaun terhadap lahan-lahan ataupun hutan-hutan yang gundul. Tentang penghijauan ini, Rasulullah saw. Telah bersabda:

فَلاَ يَغْرِسُ الْمُسْلِمُ غَرْسًا فَيَأْكُلَ مِنْهُ إِنْسَانٌ وَلاَ دَابَّةٌ وَلاَ طَيْرٌ إِلاَّ كَانَ لَهُ صَدَقَةً إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.

“Tidaklah seorang muslim menanam tumbuh-tumbuhan kemudian dimakan orang lain, hewan buas atau burung kecuali hal itu menjadi sedekah baginya hingga hari kiamat.” (H.R. Bukhari).

Berkaitan dengan hadits ini, Imam al-Nawawi (w. 676 H.) mempunyai komentar yang menarik. Menurutnya, hadits ini menunjukkan tentang keutamaan menanam ataupun melakukan penghijaun. Kemudian pahala yang diberikan kepada orang-orang yang menanam akan terus mengalir selama tanaman yang ditanam dan tunas-tunasnya itu masih tetap ada hingga hari kiamat. Selain tanah yang subur, kita juga dianugerahi laut dengan ikan dan sumber daya yang melimpah. Sebagai bentuk syukur kita atas nikmat kemerdekaan negara kita, maka sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk menjaga laut kita agar sumber dayanya tetap lestari dan tidak dipenuhi dengan sampah-sampah yang dapat mengancam dan memahayakan ekosistem laut, di mana hal itu pada akhirnya juga dapat membahyakan kehidupan umat manusia.

Kedua, bentuk syukur kita atas kemerdekan negara kita yang warga negaranya memeluk berbagai macam agama adalah dengan saling menghormati ajaran agama-agama tersebut, toleransi dan saling menghargai agar suasana tetap kondusif, aman dan tenteram. Diskusi-diskusi yang dibangun antarpemeluk agama atau antarsesama pemeluk agama Islam misalnya namun berbeda mazhab dan organisasi harus didasarkan pada diskusi yang konstruktif, bertujuan untuk saling memahami, sehingga bisa saling menghargai, bukan diskusi yang ingin saling mengalahkan antara satu dengan yang lainnya, sehingga saling memaki dan mengolok-olok. Kita semua harus dapat menyadari sepenuhnya bahwa keragaman agama dan keyakinan umat manusia merupakan sunnatullah yang kita tidak bisa menolaknya, sebagaimana firman Allah Swt.:

وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ أُمَّةً وَاحِدَةً.

“Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu” (Q.S. Hud: 118).

Oleh karena itu saling menghormati dan menghargai sesama anak bangsa dalam menjalankan keyakinan agamanya agar tercipta hubungan yang harmonis merupakan salah satu bentuk mensyukuri kemerdekan negara tercinta kita yang Bhinneka Tunggal Ika.

Hadirin jamaah shalat Jum’at yang dirahmati Allah Swt,

Yang ketiga, bentuk syukur kita atas kemerdekaan negara kita adalah dengan senantiasa menanamkan rasa cinta tanah air kepada negara kita. Kita perlu menegaskan bahwa cinta tanah air merupakan salah satu bentuk implementasi keimanan kepada Allah Swt. Oleh karenanya wajib bagi seseorang yang beriman kepada Allah Swt. untuk mencintai tanah airnya dan mengharapkan kebaikan untuk tanah airnya. Al-Qur’an telah menegaskan bahwa negara mempunyai kedudukan dan kemuliaan bagi warga negaranya. Adanya negara yang aman dan damai dapat menjamin setiap warga negaranya untuk menjalankan segala aktifitasnya dengan bebas, khususnya dalam menjalankan ajaran agama, tanpa adanya paksaan dan rasa takut. Memusuhi sebuah negara dengan mengeluarkan penduduknya dari negara itu atau dengan membuat kekacauan dalam negara itu merupakan sebuah bentuk kejahatan yang harus diperangi. Dalam al-Qur’an Allah Swt. telah berfirman:

لَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ. إِنَّمَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ قَاتَلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَأَخْرَجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ وَظَاهَرُوا عَلَى إِخْرَاجِكُمْ أَنْ تَوَلَّوْهُمْ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ.

“Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanya melarangmu (berteman akrab) dengan orang-orang yang memerangimu dalam urusan agama, mengusirmu dari kampung halamanmu, dan membantu (orang lain) dalam mengusirmu. Siapa yang menjadikan mereka sebagai teman akrab, mereka itulah orang-orang yang zalim” (Q.S. al-Mumtahanah: 8-9).

Ketika Rasulullah saw. melakukan hijrah, keluar dari Makkah yang merupakan tanah kelahirannya menuju Madinah dalam kegelapan malam menghindari serangan kaum musyrikin, saat beliau sampai di perbatasan kota Makkah, beliau menoleh ke kota itu sambil berbicara kepada kota itu seolah ia adalah manusia yang mendengar dan berakal. Beliau bersabda:

وَاللَّهِ إِنَّكِ لَخَيْرُ أَرْضِ اللَّهِ وَأَحَبُّ أَرْضِ اللَّهِ إِلَى اللَّهِ وَلَوْلاَ أَنِّى أُخْرِجْتُ مِنْكِ مَا خَرَجْتُ.

“Demi Allah, sesungguhnya engkau (kota Makkah) adalah sebaik-baik tanah Allah, dan tanah yang paling dicintai oleh Allah. Seandainya aku tidak diusir dari tempatmu, niscaya aku tidak akan keluar (darimu)” (H.R. Al- Tirmidzi).

Hijrah meninggalkan tanah kelahiran bagi para penduduk asli merupakan sesuatu yang berat dan menyakitkan, karena tanah air merupakan bagian seorang manusia itu sendiri di mana ia tinggal dan hidup di dalamnya. Dengan demikian cinta tanah air adalah kecintaan yang melibatkan perasaan di dalam hati dan akal pikiran.

Hadirin jamaah shalat Jum’at yang dirahmati Allah Swt,

Cinta tanah air tentunya tidak hanya diungkapkan dengan kata-kata semata, atau hanya dengan upacara bendera, maupun perayaan-perayaan formal lainnya. Lebih dari itu, cinta tanah air harus dibuktikan dengan sebuah tindakan nyata, tindakan yang dapat membangun dan memajukan bangsa. Para ulama telah menjelaskan bahwa Islam menjadikan membangun bangsa sebagai perwujudan dari memakmurkan bumi sebagaimana yang telah disinggung oleh al-Qur’an di mana Allah Swt. memberikan amanah kepada umat manusia sebagai khalifah untuk memakmurkan bumi. Oleh karena itu, cinta tanah air harus diikuti dengan tindakan-tindakan nyata yang bermanfaat untuk negara ini, Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dari uraian di atas, cara kita mensyukuri nikmat kemerdekaan negara kita dapat kita lakukan dengan tiga hal, yaitu dengan menjaga dan melestarikan alam Indonesia, saling menghormati dan toleransi terhadap keyakinan yang dipeluk oleh sesama anak bangsa dan senantiasa menanamkan rasa cinta tanah air kepada negara kita. Semoga kita semua mampu menjadi hamba-hamba Allah Swt. yang pandai bersyukur atas nikmat-nikmat yang telah diberikan kepada kita, khususnya nikmat kemerdekaan bangsa dan negara kita ini.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْأَنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْأَيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمِ، وَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

KHUTBAH KEDUA

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ حَمْدًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ إِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ بِهِ وَكَفَرَ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ الْإِنْسِ وَالْبَشَرِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ مَا اتَّصَلَتْ عَيْنٌ بِنَظَرٍ وَأُذُنٌ بِخَبَرٍ.

أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا اللهَ, اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى وَذَرُوْا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ. وَحَافِظُوْا عَلَى الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمُعَةِ وَالْجَمَاعَةِ. وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ أَمَرَكُمِ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ. وَثَنَّى بَمَلَائِكَةِ قُدْسِهِ. فَقَالَ تَعَالَى وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاً عَلِيْمًا. إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى اٰلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَاَ صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِى الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَلَّذِيْنَ قَضَوْا بِالْحَقِّ وَكَانُوْا بِهِ يَعْدِلُوْنَ. أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وَعَنِ السِّتَّةِ الْمُتَمِّمِيْنَ لِلْعَشَرَةِ الْكِرَامِ. وَعَنْ سَائِرِ أَصْحَابِ نَبِيِّكَ أَجْمَعِيْنَ. وَعَنِ التَّابِعِينَ وتَابِعِي التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسانٍ إِلَى يَومِ الدِّينِ. اَللّٰهُمَّ لَا تَجْعَلْ لِأَحَدٍ مِنْهُمْ فِي عُنُقِنَا ظَلَامَةً. ونَجِّنَا بِحُبِّهِمْ مِنْ أَهْوَالِ يَومِ الْقِيامَةِ.

اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ والمُشْركِينَ وَأَعْلِ كَلِمَتَكَ اَلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ آمِنَّا فِي دُوْرِنَا وَأَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُورِنَا وَاجْعَلِ اَللّٰهُمَّ وِلَايَتَنَا فِيمَنْ خَافَكَ وَاتَّقَاكَ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ والْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِناتِ اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ والْأَمْواتِ بِرَحْمَتِكَ يَا وَاهِبَ الْعَطِيَّاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَاْلوَباءَ وَالرِّبَا وَالزِّنَا والزَّلَازِلَ وَالْمِحَنَ وَسُوْءَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وعَنْ سائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يا رَبَّ الْعَالَمِينَ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ والْإِحْسَانِ وإِيْتَاءَ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ والْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَاسْئَلُوهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَعَزَّ وَأَجَلَّ وَأَكْبَرُ.

 

Kolom Komentar

Support kami dengan komentar positif dan ulasan yang membangun.

* Anda Wajib login Untuk Menulis Komentar/Review.

Subscribe ELIPKSI

Jangan Lewatkan

Jangan sampai Anda terlewatkan update buku terbaru dari ELIPSKI, segera berlanganan gratis melalui email.