MEMBANGUN KESADARAN RAMAH LINGKUNGAN DARI MASJID
Oleh: Muhammad Aniq
KHUTBAH PERTAMA
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ. اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ .
أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المـَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,
Marilah kita senantiasa meningkatkan kualitas takwa kita kepada Allah Swt. dengan selalu menjaga diri dari terjerumus ke dalam larangan-larangan Allah Swt. Karena pengertian takwa secara bahasa berarti menjaga dan melindungi diri dari larangan-larangan-Nya, murka-Nya dan neraka-Nya. Dan tentunya takwa yang berarti juga menjalankan segala perintah-Nya untuk memperoleh ridha-Nya.
Sebagai makhluk yang telah dikaruniai berbagai macam kenikmatan, marilah kita terus menguatkan rasa syukur kepada Allah Swt. Kita harus terus mengingat berbagai nikmat yang tak bisa kita hitung satu-persatu, anugerah Allah Swt. kepada kita semua di antaranya adalah nikmat kesehatan sehingga kita bisa menjalankan ibadah sebagai tugas utama hidup di muka bumi ini. Kesehatan jiwa dan raga ini harus terus kita jaga dengan berbagai macam usaha, karena kita akan merasakan pentingnya kesehatan ketika sakit dan penyakit sudah menyerang badan kita. Di antara usaha menjaga kesehatan diri adalah dengan menerapkan pola hidup sehat dan menjaga lingkungan sekitar kita.
Hadirin jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,
Selain menjaga kesehatan diri, kita juga tidak boleh lupa untuk menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan kita. Akan sulit terwujud kesehatan diri ketika lingkungan di sekitar kita tidak mendukung. Jika kita tidak menjaga keseimbangan alam dan dan tidak ramah kepada lingkungan, maka sebenarnya kita juga sedang tidak berlaku ramah dengan ayat-ayat Allah. Kita perlu menyadari bahwa lingkungan dan alam sekitar adalah merupakan ayat kauniyah yakni tanda-tanda kebesaran Allah, selain yang terdapat dalam Al-Quran. Ayat-ayat kauniyah ini harus diperlakukan dengan ramah seperti halnya sikap kita memuliakan ayat qauliyah, yakni ayat-ayat berupa firman Allah Swt. yang bisa kita baca dalam kitab suci Al-Qur'an. Allah Swt. berfirman,
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” (Q.S. Ar-Rum: 41)
Tafsir Al-Qur’an Kementerian Agama RI menyebutkan bahwa dalam ayat ini diterangkan telah terjadi al-fasad di daratan dan lautan. Al-Fasad adalah segala bentuk pelanggaran atas sistem atau hukum yang dibuat Allah, yang diartikan dengan "perusakan". Perusakan ini bisa berupa pencemaran alam sehingga tidak layak lagi didiami, atau bahkan penghancuran alam sehingga tidak bisa lagi dimanfaatkan. Perusakan ini sendiri terjadi akibat prilaku manusia, misalnya eksploitasi alam yang berlebihan, peperangan, dan dampak kemajuan teknologi yang dilakukan manusia.
Hadirin jamaah Jumat yang berbahagia,
Perilaku ini tidak mungkin dilakukan orang yang beriman dengan keimanan yang sesungguhnya karena orang beriman tahu bahwa semua perbuatannya akan dipertanggungjawabkan nanti di depan Allah Swt. Sehingga bisa dikatakan bahwa tolok ukur kesalehan diri seseorang bisa terlihat salah satunya dari kesalehan lingkungan yang terwujud dalam komitmen menjaga lingkungan agar tetap seimbang dan memberi kemaslahatan bagi kehidupan. Sebagai khalifah di muka bumi ini, kita harus mengikuti dan mematuhi semua hukum Allah, termasuk tidak melakukan kerusakan terhadap sumber daya alam yang ada. kita juga harus bertanggung jawab terhadap keberlanjutan kehidupan di bumi ini. Bumi ini diciptakan dan ditundukkan oleh Allah Swt. sebagai tempat kediaman manusia dan tentu kita tidak boleh memperlakukannya semau kita sendiri.
Perlu diketahui, dalam Al-Qur’an, Allah Swt. menyebut kata bumi sebanyak 453 kali, lebih banyak daripada menyebut kata langit atau surga yakni sebanyak 320 kali. Hal ini memberi kesan kuat tentang kebaikan dan kesucian bumi sehingga debu saja dapat menggantikan air dalam bersuci. Ada semacam kesakralan dan kesucian dari bumi, sehingga merupakan tempat yang baik untuk menyembah Allah, baik dalam bentuk formal maupun dalam perikehidupan kita sehari-hari. Rasulullah saw. bersabda:
وَجُعِلَتْ لِي الْأَرْضُ مَسْجِدًا وَطَهُورًا
“Bumi diciptakan untukku sebagai masjid dan sebagai alat untuk bersuci.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)
Sidang Jumat yang dimuliakan Allah Swt.
Orang Islam mempunyai panduan jelas dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Mereka didorong untuk ramah pada lingkungan dan tak merusaknya. Lingkungan adalah semua yang mempengaruhi pertumbuhan manusia dan hewan. Sedangkan lingkungan hidup adalah segala sesuatu yang berada di sekeliling makhluk hidup (organisme) yang mempunyai timbal balik terhadap makhluk hidup tersebut. Upaya pelestarian lingkungan artinya menjaga keberadaan lingkungan tetap selama-lamanya, kekal tidak berubah. Melakukan perbuatan sewenang-wenang terhadap lingkungan dengan cara mengeksploitasi tanpa memperhatikan akibatnya, jelas bertentangan dengan ajaran Islam. Ketidakstabilan keadaan alam, bencana dan musibah yang terjadi di alam ini, karena disebabkan oleh ulah tangan manusia. Pengelolaan lingkungan ini bertujuan demi tercapainya keselarasan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup. Keselarasan dalam ajaran Islam mencakup 4 (empat) hal, yaitu: keselarasan dengan Tuhan, keselarasan dengan masyarakat, keselarasan dengan lingkungan alam, dan keselarasan dengan diri sendiri. Pelestarian lingkungan hidup ini mendapat perhatian serius dari Nabi Muhammad saw., seperti telah disebutkan dalam beberapa hadits tentang menghidupkan lahan yang mati, menanam pohon (reboisasi) dan hadts tentang larangan membuang hajat sembarangan. Pesan-pesan spiritual Nabi saw. tersebut menyadarkan kepada umatnya untuk selalu meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan sekitarnya dan lingkungan secara keseluruhan. Sidang Jumat yang dimuliakan Allah Swt. Alam semesta ini diciptakan oleh Allah Swt. sangat sempurna. Untuk mengatur kelangsungan kehidupan makhluk-Nya di muka bumi, Allah Swt. telah memberikan kepercayaan kepada manusia untuk memakmurkan dan mengelolanya dengan cara yang baik sehingga tidak terjadi bencana di muka bumi. Allah Swt. berfirman, وَاِلٰى ثَمُوْدَ اَخَاهُمْ صٰلِحًا ۘ قَالَ يٰقَوْمِ اعْبُدُوا اللّٰهَ مَا لَكُمْ مِّنْ اِلٰهٍ غَيْرُه هُوَ اَنْشَاَكُمْ مِّنَ الْاَرْضِ وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيْهَا فَاسْتَغْفِرُوْهُ ثُمَّ تُوْبُوْٓا اِلَيْهِ ۗاِنَّ رَبِّيْ قَرِيْبٌ مُّجِيْبٌ “Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata, hai Kaumku sembahlah Allah,sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah Menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kami pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku amat dekat rahmat-Nya lagi memperkenankan doa hamba-Nya.” (Q.S. Hud: 61) Dalam ayat tersebut kata wasta'marakum berarti manusia diperintahkan untuk memakmurkan bumi, karena manusia mempunyai potensi dan memiliki kesiapan untuk menjadi makhluk yang membangun. Memakmurkan bumi pada hakikatnya adalah pengelolaan lingkungan secara benar dengan cara melaksanakan pembangunan dan mengolah bumi. Karena alam harus dijaga dan dilestarikan supaya tidak punah sehingga dapat dimanfaatkan oleh generasi mendatang. Apabila manusia mampu memakmurkan dan memelihara alam dengan baik, maka alampun akan bersabat dengan kita. Allah Swt. telah membentangkan bumi yang sangat luas beserta tumbuh-tumbuhan, laut dan seluruh ekosistem yang ada didalamnya. Gunung-gunung, batu, air dan udara, semua itu merupakan sumber daya alam. Bumi dan semua yang ada didalamnya, diciptakan Allah Swt. untuk manusia, baik di langit maupun di bumi, daratan, lautan dan sungai-sungai, matahari dan bulan, malam dan siang, tanaman dan buah-buahan, binatang melata dan binatang ternak. Allah berfirman, وَالْاَرْضَ مَدَدْنٰهَا وَاَلْقَيْنَا فِيْهَا رَوَاسِيَ وَاَنْۢبَتْنَا فِيْهَا مِنْ كُلِّ شَيْءٍ مَّوْزُوْنٍ وَجَعَلْنَا لَكُمْ فِيْهَا مَعَايِشَ وَمَنْ لَّسْتُمْ لَه بِرٰزِقِيْنَ “Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran. Dan Kami telah menjadikan untukmu di bumi keperluan-keperluan hidup dan Kami Menciptakan pula makhluk-makhluk yang kamu sekalikali bukan pemberi rezeki kepadanya”. (QS. Al-Hijr :19-20) Melalui khutbah ini, marilah kita terus menguatkan komitmen untuk melakukan revolusi cinta terhadap lingkungan baik pada tingkat individu maupun kelompok sebagai realisasi kesalehan dan ibadah kita baik dalam dimensi horizontal kepada sesama maupun vertikal kepada Allah Swt. Semua ini bisa kita mulai dari diri kita sendiri dan dimulai dari hal-hal kecil seperti membuang sampah pada tempatnya, menjaga kebersihan, menjaga kebersihan sanitasi lingkungan, dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Mari kita berdayakan kesalehan individual dan sosial dengan merealisasikan kesalehan lingkungan. بَارَكَ اللّٰهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَ KHUTBAH KEDUA اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَامِ. أَمَّا بَعْدُ. فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللّٰهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللّٰهُ تَعَالَى اِنَّ اللّٰهَ وَ مَلَآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فْي الْعَالَمِيْنَ. اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ اَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ بِإِحْسَانٍ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، اَللّٰهُمَّ وَفِّقْهُمْ لِمَا فِيْهِ صَلَاحُهُمْ وَصَلَاحُ اْلإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِيْنَ، اَللّٰهُمَّ أَعِنْهُمْ عَلَى الْقِيَامِ بِمَهَامِهِمْ كَمَا أَمَرْتَهُمْ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ أَبْعِدْ عَنْهُمْ بِطَانَةَ السُّوْءِ وَالْمُفْسِدِيْنَ وَقَرِّبْ إِلَيْهِمْ أَهْلَ الْخَيْرِ وَالنَّاصِحِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَ اللّٰهِ اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللّٰهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ. وَ اشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُ اللّٰهِ اَكْبَرُ
Jika Anda membutuhkan sitasi pada Buku Digital ini, silahkan generate secara otomatis menjadi format APA, MLA, IEEE, Chicago, Harvard, dan Turabian.
Support kami dengan komentar positif dan ulasan yang membangun.
* Anda Wajib login Untuk Menulis Komentar/Review.