Khotbah Pertama
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ، اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِى لَا تُفْصَحُ بِمَاهِيَّتِهِ الْعِبَارَاتِ, وَلَا تَلُوْحُ بِكَيْفِيَّتِهِ الْإشَارَاتِ, وَلَا تَكْشِفُ حُجُبَ لَاهُوْتِيَّتِهِ الْأَمْثَالُ وَالْمُسْتَعَارَاتِ, أَحْمَدُهُ حَمْدَ مَنْ أُوْزِعَ الشُّكْرَ قَلْبَهُ, وَعَلِمَ أَنَّ الْمُوَفِّقَ لِذَالِكَ رَبُّهُ, أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً مَنْ وَضَعَ رِدآءَ الْكِبْرِ عَنْ مَنْكِبِهِ, وَصَدَعَ بِالتَّوْحِيْدِ فِى نَثْرِهِ وَخُطَبِهِ, وَآمَنَ بِاللهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَرُسُلِهِ وَكُتُبِهِ, وَصَدَّقَ مُحَمَّدًا صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيْمَا جَاءَ بِهِ, وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ, أَرْسَلَهُ حِيْنَ صَرَّتْ مِنَ الْكُفْرِ جَنَادِبُهُ, وَذَرَّتْ بِالْغُدْرِ كَوَاكِبُهُ, وَزْبَأَرَّتْ فِى قُلُوْبِ أَهْلِ النِّفَاقِ عَقَارِبُهُ, فَأَطْفَأَهَا اللهُ بِهِ شُوَاظَ الْحُرُوْبِ, وَأَلَانَ بِهِ فِظَاظَ الْقُلُوْبِ, حَتَّى فَشَا الْأِيْمَانُ إِسْرَارًا وَإِعْلَانًا, وَأَصْبَحَ أَهْلُهُ بِنِعْمَةِ اللهِ إِخْوَانًا, وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ صَلَاةً يَتْبَعُهَا رَوْحًا وَرَيْحَانًا, وَيَعْقِبُهَا مَغْفِرَةً وَرِضْوَانًا
أَمَّا بَعْدُ. فَيَا اَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ, اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ, اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَاتَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ تَعَالى: وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيْعًا وَلَاتَفَرَّقُوْا وَاذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ اَعْدَآءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ اِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَالِكَ يُبَيِّنُ اللهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ
Hadirin sidang Jum’at rahimakumullah
Melalui mimbar khutbah ini, khatib mengajak diri khatib sendiri dan hadirin sekalian untuk senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt., karena keduanya itulah sebaik-baik bekal untuk mengarungi kehidupan demi mencapai kebahagiaan hakiki di dunia dan akhirat, sebagaimana firman Allah Swt.,
Salah satu manifestasi takwa adalah rasa syukur atas berbagai anugerah dan nikmat dalam kehidupan. Kita patut bersyukur sebagai sebuah bangsa yang majemuk, tetap dapat menjaga dan merawat persatuan serta kesatuan dalam wadah NKRI yang kita cintai ini. Kita juga patut bersyukur atas upaya founding fathers yang telah menetapkan Pancasila sebagai dasar negara, dan menjadikannya pemersatu kehidupan berbangsa dan bernegara yang majemuk. Pancasila yang kita peringati kelahirannya di setiap 1 Juni, merupakan anugerah terbesar sebagai sebuah bangsa, yang di dalamnya terdapat titik temu nilai-nilai keberagamaan dan kebangsaan. Semoga dengan rasa syukur tersebut, Allah menjadikan Indonesia sebagai negeri yang aman, damai, makmur dan sentosa.
Hadirin jamaah shalat Jum’at yang dirahmati Allah Swt.
Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Sehingga, nilai-nilai Islam yang tercantum di dalam tiap sila dalam Pancasila telah diajarkan di Indonesia. Akan menjadi suatu hal yang aneh apabila di wilayah Indonesia, terlebih yang berlatar belakang agama Islam tidak paham atau tidak mengerti apa saja nilai-nilai Islam yang terkandung di dalam tiap sila dalam Pancasila.
Pancasila adalah jiwa seluruh bangsa Indonesia yang telah memberikan kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta membimbingnya dalam mengejar kehidupan lahir batin yang bertambah baik, di dalam jiwa segenap masyarakat Indonesia yang adil dan makmur. Menurut Bapak Ir. Soekarno, Pancasila merupakan isi jiwa bangsa Indonesia yang turun temurun terpendam bisu oleh kebudayaan barat. Dengan demikian, Pancasila tidak saja menjadi falsafah negara, tetapi lebih luas lagi yaitu sebagai falsafah bangsa Indonesia.
Nilai-nilai dasar dalam Pancasila meliputi sila-sila dalam Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan. Nilai-nilai tersebut adalah esensi dari Pancasila yang bersifat universal, bisa berlaku di mana saja dan kapan saja. Nilai-nilai tersebut mengandung cita-cita, tujuan, dan nilai-nilai yang kokoh, baik dan benar untuk diperjuangkan dalam kehidupan manusia di dunia ini.
Hadirin jamaah shalat Jum’at yang dirahmati Allah Swt.
Di dalam Islam, segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah Swt. mempunyai nilai yang baik atau mulia dan bermanfaat bagi umat manusia. Tidak ada satupun ciptaan Allah Swt. yang ada di dunia ini yang tidak ada nilainya atau memiliki nilai yang tidak baik, semua itu bergantung kepada manusia itu sendiri. Sebagaimana firman Allah Swt. di dalam al-Qur’an surah Ali Imran ayat 191:
اَلَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللهَ قِيَامًا وَقُعُوْدًا وَعَلَى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِى خَلْقِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.”
Adapun nilai-nilai Islam yang terkandung di dalam tiap sila dalam Pancasila diantaranya adalah: Pertama, nilai ketuhanan. Hubungan antara Pancasila pada sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa terhadap nilai-nilai Islam di antaranya seperti yang terdapat di dalam al-Qur’an surah al-Ikhlas ayat 1 yang berbunyi:
قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ
“Katakanlah: Dialah Allah, Yang Maha Esa.”
Makna dari “Ketuhanan Yang Maha Esa” adalah kemerdekaan beragama bagi bangsa Indonesia. Sila ini membuat setiap warga negara memiliki kebebasan dalam menganut dan menjalankan ibadah sesuai Agama dan kepercayaan masing-masing. Di Indonesia terdapat enam Agama yang dianut, di antaranya adalah Agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu. Walaupun negara Indonesia memiliki berbagai perbedaan, tetapi masih terjalin toleransi.
Kedua, nilai kemanusiaan. Hubungan Pancasila pada sila kedua “Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab” pada dasarnya karena rakyat Indonesia memiliki sejarah kelam dalam hidupnya, yang berkaitan dengan kejahatan kemanusiaan selama bertahun-tahun yaitu saat Indonesia masih dalam masa penjajahan. Oleh karena itu isi dari Sila Kedua ini adalah salah satu dasar negara, yang harus ditaati oleh seluruh bangsa Indonesia.
Adanya kesamaan derajat di antara setiap warga negara Indonesia, membuat warga negara Indonesia lebih bijak dan adil tidak membeda-bedakan karena semua bangsa Indonesia sederajat. Tidak boleh bertindak semena-mena pada orang lain. Sebaliknya jika ada orang lain bersikap semena-mena terhadap kita, maka kita harus memiliki sifat membela dan tidak boleh menerima begitu saja karena di dalam berwarga negara kita harus saling menghargai antarsesama warga negara Indonesia dan harus memiliki sifat adil dan beradab.
Ketiga, nilai persatuan. Indonesia merupakan negara yang memiliki beragam suku, ras, agama, adat, budaya dan lain sebagainya. Dengan semua perbedaan itu diharapkan bangsa Indonesia akan selalu bersatu. Bangsa Indonesia terdiri dari ratusan jiwa penduduk yang tentu sangat sulit untuk disatukan. Seringkali terdapat sifat ego pada masing-masing pribadi yang menimbulkan perpecahan di dalamnya. Sila ini mengajarkan kita untuk menghilangkan sifat egois dan mendahulukan persatuan dan kesatuan sebagai bangsa Indonesia. Hal ini sebagaimana firman Allah Swt. di dalam al-Qur’an surah al-Hujurat ayat 13:
يَآيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوْبًا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوْا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.”
Keempat, nilai kerakyatan. Sila keempat ini menjelaskan bahwa rakyat memiliki kekuasaan tertinggi di negara Indonesia, selalu mengutamakan musyawarah dalam mencari kemufakatan dan dalam mengambil keputusan. Musyawarah dalam mufakat ini harus meliputi semangat kekeluargaan, dan akal sehat yang sesuai dengan hati nurani.
Kelima, nilai keadilan. Keadilan sosial berkaitan dengan keseimbangan antara hak dan kewajiban, di kehidupan bangsa Indonesia. Jika hak dan kewajiban sudah terwujud, maka keadilan di negara Indonesia sudah merata. Dampak yang akan terjadi bila Pancasila tidak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari akan saling bermunculan modernisasi, globalisasi, menimbulkan dampak baik positif maupun negatif. Salah satu contoh dampak negatif yang kini terlihat adalah mulai pudarnya rasa cinta kepada Pancasila. Nilai-nilai yang terkandung dalam pengamalan Pancasila kurang menjadi perhatian yang penting bagi kalangan remaja. Nilai-nilai Pancasila dianggap kurang menarik untuk diterapkan, bahkan yang lebih parahnya lagi, remaja semakin mengarah kepada paham kebebasan tanpa batas. Seolah mereka sudah lupa memiliki dasar negara dan pedoman hidup berupa Pancasila.
Hadirin jamaah shalat Jum’at yang dirahmati Allah Swt.
Semoga kita dapat menjalankan dan melaksanakan nilai-nilai Islam yang terkandung di dalam Pancasila. Sehingga secara tidak langsung setiap kita mengamalkan nilai-nilai yang ada di dalam Pancasila, maka kita juga mengamalkan nilai-nilai yang diajarkan di dalam Agama Islam.
إِنَّ أَوْضَحَ الْمَوَاعِظِ مِنْهَاجًا, وَأَفْصَحَ اللَّفْظِ ازْدِوَاجًا, كَلَامُ مَنْ جَعَلَ الْبَحْرَيْنِ فُرَاتًا وَأُجَاجًا, أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ: وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيْعًا وَلَاتَفَرَّقُوْا وَاذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ اَعْدَآءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ اِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَالِكَ يُبَيِّنُ اللهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فيِ القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنيِ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنيِّ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ َإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ .أَقُوْلُ قَوْلِى هذَا أَسْتَغْفِرُ اللهَ ليِ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ, فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khotbah Kedua
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ، وَبِفَضْلِهِ تَتَنَزَّلُ الْخَيْرَاتُ وَالْبَرَكَاتُ، وَبِتَوْفِيْقِهِ تَتَحَقَّقُ الْمَقَاصِدُ وَالْغَايَاتُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَانَبِيَّ بَعْدَهُ. اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ المُجَاهِدِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ
أَمَّا بَعْدُ .فَيَا مَعَاشِرَ الُمسْلِمِيْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ تَعَالَى، فَهِيَ الْوِقَايَةُ مِنَ الْعَذَابِ وَالشَّرِّ، اَلمُوَصَّلَةُ إِلَى الثَّوَابِ وَالْخَيْرِ. قَالَ تَعَالَى : إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، اَللَّهُمَّ وَفِّقْهُمْ لِمَا فِيْهِ صَلَاحُهُمْ وَصَلَاحُ اْلإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِيْنَ، اَللَّهُمَّ أَعِنْهُمْ عَلَى الْقِيَامِ بِمَهَامِهِمْ كَمَا أَمَرْتَهُمْ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ أَبْعِدْ عَنْهُمْ بِطَانَةَ السُّوْءِ وَالْمُفْسِدِيْنَ وَقَرِّبْ إِلَيْهِمْ أَهْلَ الْخَيْرِ وَالنَّاصِحِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِنَا فِيْ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِيْ الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.
Jika Anda membutuhkan sitasi pada Buku Digital ini, silahkan generate secara otomatis menjadi format APA, MLA, IEEE, Chicago, Harvard, dan Turabian.
Support kami dengan komentar positif dan ulasan yang membangun.
* Anda Wajib login Untuk Menulis Komentar/Review.