Media Sosial

 

Naskah Khotbah Idul Adha : Spirit Idul Adha dalam Mendidik Generasi Muda

Naskah Khotbah Idul Adha :  Spirit Idul Adha dalam Mendidik Generasi Muda
Pengarang
Hasan Mahfudh 
Instansi
Kategori
Idul Adha 
Statistik Data
 
Tgl. Publish
Rabu, 28 Juni 2023 

SPIRIT IDUL ADHA DALAM MENDIDIK GENERASI MUDA

Oleh: Hasan Mahfudh

KHUTBAH PERTAMA

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ، اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَه لَاشَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ اْلمـُبِيْن. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَـمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن، اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَباَرِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّـدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحاَبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.

أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا


Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Melalui mimbar yang mulia ini, izinkan Khatib berwasiat kepada diri sendiri khususnya dan kepada para jamaah pada umumnya untuk senantiasa meningkatkan taqwa kepada Allah Swt. dengan berusaha semampunya melaksanakan perintah-perintah-Nya dan berusaha menjauhi segala larangan-Nya, karena taqwalah yang menjadi pembeda kualitas dan status kehambaan kita di hadapan-Nya.


Ma’asyiral muslimin jamaah Jum’at rahimakumullah

Syukur al-hamdulillah, hari raya Idhul Adha merupakan salah satu hari besar yang diperingati oleh umat muslim seluruh dunia. Hari dimana umat Islam diperintahkan untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan mengorbankan hewan-hewan terpilihnya untuk disembelih dan dibagikan kepada sesama, yakni pada 10 Dzulhijjah, dilanjutkan tiga hari setelahnya yang disebut hari tasyriq.

Sebagaimana kita ketahui, sejarah berkurban pada Idhul Adha diprakarsai oleh Nabi Ibrahim a.s. beserta puteranya Nabi Ismail a.s. Al-Qur’an mencatat kisah ini pada surah al-Shaffat ayat 102:


فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ

“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur baligh) bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar” .


Kisah keteguhan dan kesabaran antara bapak dan anak untuk menjalankan perintah Allah Swt. tentu sangat menakjubkan. Bagaimana tidak? Ibrahim yang dalam ceritanya menunggu waktu cukup lama untuk mendapatkan putera, tiba-tiba dengan mudah ikhlas rela mengorbankan anak kesayangannya atas perintah Tuhannya. Sebaliknya, sebagai seorang anak yang baru mencapai usia baligh, Ismail dengan penuh keteguhan mempersilahkan bapaknya untuk menjalankan perintah Allah sebagaimana dalam mimpinya. Tentu, sikap kedua nabi pilihan ini penuh dengan hikmah dan keteladanan yang luar biasa. Tidaklah heran jika kemudian Allah Swt. mengingatkan kepada kita untuk senantiasa memikirkan, memahami, dan menteladani kisah Nabi Ibrahim dan keluarganya. Pada surah al-Mumtahanah ayat 4 disebutkan:

قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ

“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersamanya.”


Ma’asyiral muslimin jamaah Jum’at rahimakumullah

Kisah berkurban yang melibatkan seorang bapak dan anak, Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail sesungguhnya memberikan pelajaran yang berharga bagi umat Islam dalam mendidik dan mencetak generasi muslim selanjutnya. Ada beberapa pelajaran yang tersirat dari kisah tersebut:

pertama,

Nabi Ibrahim memosisikan anaknya sebagai makhluk yang berakal, mampu berfikir dan menimbang, serta berhak berpendapat.

Fandzhur madza tara

(bagaimana pendapatmu?) merupakan cara komunikasi Nabi Ibrahim kepada anaknya yang baru baligh. Metode dialog dalam berkomunikasi kepada anak akan menghidupkan daya pikir dan analisis anak yang selanjutnya akan mengasah kecerdasan seorang anak .

Kedua,

Nabi Ibrahim memberikan teladan tentang pentingnya berislam dan beriman secara totalitas. Perintah menyembelih merupakan perintah Allah yang langsung diimani dan diyakini oleh Nabi Ibrahim. Beliau tidak segan untuk menyampaikan dengan jujur perintah yang telah disampaikan oleh Allah Swt. melalui mimpinya itu meskipun harus mengorbankan anak kesayangannya. Totalitas kepasrahan kepada Allah disertai keimanan yang kuat ini menjadi ajaran dan pendidikan yang diwariskan Nabi Ibrahim kepada anak keturunannya. Hal ini tegas tercatat pada Q.S. al-Baqarah: 132:


وَوَصَّىٰ بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَا بَنِيَّ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَىٰ لَكُمُ الدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ

“Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam.”

Pelajaran

ketiga

adalah bahwa perhatian Nabi Ibrahim yang cukup besar dalam melahirkan generasi muslim yang unggul semakin jelas dan nyata. Setelah memberi pendidikan dan keteladanan, Nabi Ibrahim menyempurnakannya dengan terus berdoa kepada Allah Swt. agar menjadikan keturunan dan generasi selanjutnya sebagai anak-anak yang saleh;

Rabbi habli minasshalihin (Tuhanku, anugerahkanlah saya keturunan yang saleh).

Dari doa ini, kita dapat mempelajari bahwa laku-laku spiritual seperti mendoakan anak penting untuk dilakukan di samping juga memberikan pendidikan dan keteladanan yang terbaik .

Terkait pentingnya melahirkan generasi muda yang saleh ini, dalam

Diwan al-Syafi’i,

Muhammad bin Idris al-Syafi’i menyatakan:

وَذَاتُ الْفَتَى وَاللهِ بِالْعِلْمِ وَالتُّقَى * إِذَا لَمْ يَكُونَا لَا اعْتِبَارَ لِذَاتِهِ

Demi Allah, seorang pemuda adalah dengan ilmu dan ketaqwaan Bila keduanya tidak ada, maka tiada pengakuan (kemuliaan) bagi dzatnya.


Ma’asyiral muslimin jamaah Jum’at rahimakumullah

Apa yang ditegaskan oleh Imam al-Syafi’i itu menunjukkan bahwa mendidik generasi muda dengan bekal ilmu dan takwa adalah sebuah keniscayan dan keharusan. Di pundak merekalah tongkat estafet keagamaan diwariskan. Dengan meneladani metode dan cara-cara yang diajarkan oleh Nabi Ibrahim, sudah semestinya di momen Idul Adha ini spirit melahirkan dan mendidik generasi muda menjadi tanggung jawab kita semua. Semoga Allah Swt. memberi pertolongan, petunjuk, dan kekuatan kepada kita untuk dapat merealisasikan tugas yang sangat mulia ini. Amin Allahumma Amin!


بارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ


KHUTBAH KEDUA


اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ ، حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ اِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ بِهِ وَكَفَرَ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ الْبَشَرِ .

أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ. وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى عَنْهُ وَحَذَّرَ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلَا ئِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ. فَقَالَ تَعَالَى وَلَمْ يَزَلْ قَائِلًا عَلِيْمًا. إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا .اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ .

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُوَحِّدِيْن وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ. وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ أَصْلِحْ لَنا دِيْنَنَا الَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِيْ فِيْهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِيْ فِيْهَا مَعَادُنَا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِيْ كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ. اَللّٰهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، اَللّٰهُمَّ وَفِّقْهُمْ لِمَا فِيْهِ صَلَاحُهُمْ وَصَلَاحُ اْلإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِيْنَ، اَللّٰهُمَّ أَعِنْهُمْ عَلَى الْقِيَامِ بِمَهَامِهِمْ كَمَا أَمَرْتَهُمْ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ أَبْعِدْ عَنْهُمْ بِطَانَةَ السُّوْءِ وَالْمُفْسِدِيْنَ وَقَرِّبْ إِلَيْهِمْ أَهْلَ الْخَيْرِ وَالنَّاصِحِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الاخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار .

عِبَادَاللهِ. اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَالْمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ .

 

Kolom Komentar

Support kami dengan komentar positif dan ulasan yang membangun.

* Anda Wajib login Untuk Menulis Komentar/Review.

Subscribe ELIPKSI

Jangan Lewatkan

Jangan sampai Anda terlewatkan update buku terbaru dari ELIPSKI, segera berlanganan gratis melalui email.