Media Sosial

 

Mitigasi Bencana Dalam Perspektif Islam

Mitigasi Bencana Dalam Perspektif Islam
Pengarang
Ahmad Asrof Fitri 
Instansi
Kategori
Mitigasi Bencana 
Statistik Data
 
Tgl. Publish
Rabu, 30 Agustus 2023 

MITIGASI BENCANA DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Oleh: Ahmad Asrof Fitri

KHUTBAH PERTAMA

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ، اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ اَلَّذِيْ هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللهُ, مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ, وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلَا هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَن لَّا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ, أَرْسَلَهُ اللهُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ أَئِمَّةِ الدِّيْنِ, وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. وَرَضِيَ اللهُ عَمَّنْ تَبِعَ سُنَّتَهُ وَسَلَكَ طَرِيْقَتَهُ وَاقْتَفَى آثَارَهُ وَنَصَرَهُمْ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.

أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَ طَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ. وَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ :يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَكُونُوْا مَعَ الصَّادِقِيْنَ . وَقالَ أَيْضًا: ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ.

Hadirin yang dirahmati Allah Swt.,

Marilah kita bersyukur ke hadirat Allah Swt. atas semua nikmat yang kita terima. Semoga Allah berkenan senantiasa melimpahkan nikmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Allahumma amin.

Dalam kehidupan ini, manusia senantiasa diuji oleh Allah Swt. Ujian itu bisa dalam bentuk yang melenakan, seperti kekayaan, fisik yang rupawan, nasab keluarga yang baik, hingga jabatan yang tinggi. Cobaan dari Allah Swt. juga bisa berupa kondisi yang sulit dan menyedihkan, seperti kemiskinan, kekurangan atau kecacatan fisik, perilaku orang di sekitar yang tidak baik, hingga beragam bencana alam. Semua itu merupakan cobaan dari Allah Swt. untuk menguji sekuat apa keimanan dan ketakwaan kita pada-Nya.

Namun, kita juga perlu mawas diri bahwa terkadang cobaan itu datang lantaran perbuatan buruk kita, sehingga Allah Swt. memberikan teguran dalam bentuk hal-hal yang menyakitkan untuk membuat kita bertaubat kepada-Nya. Kerusakan yang diciptakan manusia di daratan dan lautan, misalnya, akan menjadi sebab terjadinya bermacam bencana alam, mulai dari banjir, tanah longsor, hingga pemanasan global. Allah berfirman:

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

“Telah nampak kerusakan di darat dan laut disebabkan oleh perbuatan tangan manusia, supaya Allah membuat mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (Q.S. ar-Rum: 41)

Hadirin yang dirahmati Allah Swt.,

Sebagian di antara kita terkadang melakukan perbuatan yang terlihat sepele namun sebenarnya dapat memicu datangnya bencana, seperti membuang sampah di sembarang tempat, berlebih-lebihan dalam mengonsumsi makanan hingga mengakibatkan jumlah sampah bertambah, hingga menggunakan listrik secara tidak bijak.

Bahkan, ada pula yang sengaja berbuat kerusakan untuk mendapatkan keuntungan, seperti membakar hutan karena lahannya akan digunakan untuk membangun hunian atau untuk ditanami tanaman jenis lainnya. Perbuatan merusak seperti itu jelas dilarang dalam Islam, karena selain berisiko memunculkan bencana, juga dapat mengganggu produksi makanan dan kualitas udara.

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يُعْجِبُكَ قَوْلُهُ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيُشْهِدُ اللَّهَ عَلَى مَا فِي قَلْبِهِ وَهُوَ أَلَدُّ الْخِصَامِ. وَإِذَا تَوَلَّى سَعَى فِي الْأَرْضِ لِيُفْسِدَ فِيهَا وَيُهْلِكَ الْحَرْثَ وَالنَّسْلَ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الْفَسَادَ .

"Di antara manusia ada yang pembicaraannya tentang kehidupan dunia membuat engkau (Muhammad) kagum, dan dia bersaksi kepada Allah mengenai isi hatinya, padahal dia adalah penentang yang paling keras. Bila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan.” (Q.S. al-Baqarah: 204-205)

Sebab turunnya surah Al-Baqarah ayat 204-205 terkait dengan sikap al-Akhnas bin Syariq ats-Tsaqafiy, seorang munafik yang pada saat berada di depan Rasul, ucapannya sangat manis. Ia sampai bersumpah bahwa dirinya beriman dan mencintai Nabi, lalu memberikan pujian setinggi langit hingga Nabi kagum. Namun, ketika pergi dan tidak berada di dekat Rasulullah, waktu melewati tanaman dan keledai milik orang-orang mukmin, dia justru membakar tanaman dan membunuh keledai tersebut.

Secara tidak langsung, ayat ini mengutuk perbuatan pengrusakan terhadap alam, khususnya tanaman dan hewan. Tanaman sangat penting bagi kehidupan manusia karena ia menjadi sumber oksigen untuk bernafas. Tanaman yang termasuk makanan pokok juga merupakan bahan konsumsi utama dalam rangka memenuhi kecukupan karbohidrat. Sementara hewan menjadi sumber protein. Keduanya sama-sama memiliki kedudukan yang penting dalam menopang ketahanan pangan.

Dalam kondisi pasca bencana, ketersediaan pangan juga menjadi hal yang urgen. Sebab, lazimnya, saat terjadi bencana, seluruh harta milik masyarakat akan terkenda dampaknya. Rumah rusak, persediaan makanan habis, kendaraan tidak berfungsi, dan akses transportasi terbatas. Dalam kondisi darurat sebelum datangnya bantuan, boleh jadi masyarakat yang terkena bencana mau tidak mau akan mencari sumber-sumber makanan seadanya dari alam. Karena itu, tindakan merusak alam, selain menghasilkan bencana, juga dapat mengganggu proses pemulihan pasca bencana.

Terlebih lagi bagi ibu yang sedang hamil dan menyusui. Jika tidak tercukupi kebutuhan makanannya, janin yang dikandung atau bayi yang sedang disusuinya akan mengalami kekurangan gizi. Kekurangan gizi saat hamil dapat menyebabkan anemia, melahirkan bayi dengan berat badan yang rendah, melahirkan bayi yang mengalami cacat bawaan sejak lahir, mengakibatkan anak yang lahir memiliki daya ingat yang rendah, dan bahkan sang ibu berpotensi mengalami keguguran. Pada anak-anak, kekurangan gizi bisa mengakibatkan gangguan tumbuh kembang, berkurangnya tingkat kecerdasan, berat badan tidak ideal, dan stunting (gagal tumbuh akibat kurangnya asupan gizi). Padahal, al-Qur’an mengingatkan agar jangan sampai kita meninggalkan anak keturunan dalam keadaan lemah, baik secara fisik maupun finansial.

Hadirin yang dirahmati Allah Swt.,

Pencegahan terhadap bencana dapat diawali dengan mengubah sikap dan perilaku manusia. Salah satu sifat manusia yang berbahaya dan berpotensi membawa bencana adalah berlebihan, baik dalam konsumsi, produksi, maupun hal lainnya. Kelebihan barang tentu akan mendatangkan sampah. Semakin banyak barang yang tidak terpakai maupun habis digunakan, sampah yang dihasilkan juga semakin besar. Oleh sebab itu, dalam Surat Asy-Syu'ara ayat 151-152, kita dilarang mengikuti perbuatan orang-orang yang berlebihan, sebab perbuatan mereka itu berpotensi merusak lingkungan dan mendatangkan bencana di kemudian hari.

وَلَا تُطِيعُوا أَمْرَ الْمُسْرِفِينَ . الَّذِينَ يُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ وَلَا يُصْلِحُونَ

“Dan janganlah kamu mengikuti perintah orang-orang yang melewati batas, Yang membuat kerusakan di muka bumi dan tidak mengadakan perbaikan.” (Q.S. asy-Syu’ara: 151-152)

Untuk menggerakkan masyarakat agar sadar terhadap bahaya dan dampak buruk bencana, dibutuhkan pula orang yang benar-benar mau berjuang untuk memberi edukasi dan mengingatkan kembali akan pentingnya menjaga lingkungan dari kerusakan dan pentingnya menjauhi perbuatan-perbuatan yang berpotensi merusak alam.

Selain itu, setiap dari kita bisa berkontribusi mencegah terjadinya berbagai bencana alam, baik longsor, banjir, dan bencana lain yang disebabkan oleh kerusakan lingkungan, yakni dengan menanam pohon. Terlebih lagi, dengan menanam pohon, secara tidak langsung kita memberikan manfaat bagi makhluk lain, baik itu manusia maupun hewan. Ketika manusia dan hewan-hewan memakan buahnya, bijinya, atau mengambil manfaat dari pohon tersebut, kita juga mendapatkan pahala, karena hal itu dinilai sebagai sedekah. Bahkan, ini termasuk sedekah jariyah, sedekah yang terus-menerus memberikan aliran pahala kepada kita selama pohon tersebut belum tumbang.

عَنْ جَابِرٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا إِلَّا كَانَ مَا أُكِلَ مِنْهُ لَهُ صَدَقَةً وَمَا سُرِقَ مِنْهُ لَهُ صَدَقَةٌ وَمَا أَكَلَ السَّبُعُ مِنْهُ فَهُوَ لَهُ صَدَقَةٌ وَمَا أَكَلَتْ الطَّيْرُ فَهُوَ لَهُ صَدَقَةٌ وَلَا يَرْزَؤُهُ أَحَدٌ إِلَّا كَانَ لَهُ صَدَقَةٌ (رواه مسلم)

Dari Jabir bin Abdillah RA, ia berkata: Rasulullah Saw. bersabda, “Tidak ada seorang muslim yang menanam tanaman, kecuali apa yang dimakan dari tanaman tersebut menjadi sedekah baginya. Sesuatu yang dicuri dari tanaman itu juga menjadi pahala sedekah baginya. Apa yang dimakan hewan buas dari tanaman itu juga menjadi pahala sedekah untuknya. Apa yang diambil oleh orang lain dari pohon itu juga menjadi pahala sedekah baginya.” (H.R. Muslim)

Jamaah yang dirahmati Allah Swt.,

Dapat disimpulkan bahwa mitigasi bencana bisa kita lakukan dengan beberapa cara. Pertama, terus menjaga lingkungan, misal dengan membuang sampah pada tempatnya dan tidak merusak alam. Kedua, dengan mengedukasi masyarakat agar menerapkan pola hidup yang ramah pada lingkungan dan tidak berlebih-lebihan. Ketiga, menggerakkan warga setempat untuk menanam pohon. Dengan ikhtiyar tersebut, kita berharap agar terhindar dari bala dan marabahaya. Semoga kita dan anak keturunan kita selalu terjaga keselamatannya, dijauhkan dari dari segala bentuk bencana dan wabah penyakit. Aamin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْأَنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْأَيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

KHUTBAH KEDUA

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ, اَلَّذِيْ هَدَانَا وَعَلَّمَنَا، وَمَنَّ عَلَيْنَا، وَتَفَضَّلَ بِبُلُوْغِ الْمُرَادِ مِنْ خِدْمَةِ سُنَّةِ سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ. أَشْهَدُ أَن لَّا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ، وِصَحْبِهِ، وَمَنْ حَافَظَ دِيْنَهُ وَجَاهَدَ فِي سَبِيْلِ اللهِ.

أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ. وَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوْا مَعَ الصَّادِقِيْنَ. إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

أَمَّا بَعْدُ: فَيَا مَعَاشِرَ الُمسْلِمِيْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ تَعَالَى، فَهِيَ الْوِقَايَةُ مِنَ الْعَذَابِ وَالشَّرِّ، الْمُوَصَّلَةُ إِلَى الثَّوَابِ وَالْخَيْرِ. قال تعالى : إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، اَللّٰهُمَّ وَفِّقْهُمْ لِمَا فِيْهِ صَلَاحُهُمْ وَصَلَاحُ اْلإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِيْنَ، اَللّٰهُمَّ أَعِنْهُمْ عَلَى الْقِيَامِ بِمَهَامِهِمْ كَمَا أَمَرْتَهُمْ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ أَبْعِدْ عَنْهُمْ بِطَانَةَ السُّوْءِ وَالْمُفْسِدِيْنَ وَقَرِّبْ إِلَيْهِمْ أَهْلَ الْخَيْرِ وَالنَّاصِحِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِ الْمُسْلِمِيْنَ فِيْ كُلِّ مَكَانٍ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اۤلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

عِبَادَ اللّٰهِ اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللّٰهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ. وَاشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُ اللّٰهِ اَكْبَرُ.

 

Kolom Komentar

Support kami dengan komentar positif dan ulasan yang membangun.

* Anda Wajib login Untuk Menulis Komentar/Review.

Subscribe ELIPKSI

Jangan Lewatkan

Jangan sampai Anda terlewatkan update buku terbaru dari ELIPSKI, segera berlanganan gratis melalui email.