Media Sosial

 

Memaknai Tahun Baru Hijriyah Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

Memaknai Tahun Baru Hijriyah Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Pengarang
Muhammad Barir 
Instansi
Kategori
Tahun Baru Hijriyah,Bangsa,Negara 
Statistik Data
 
Tgl. Publish
Kamis, 20 Juli 2023 

MEMAKNAI TAHUN BARU HIJRIYAH DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

Oleh: Muhammad Barir

KHUTBAH PERTAMA

إِنَّ الْحَمْدَ لِلّٰهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْه ُفَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.

اَمَّا بَعْـدُ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.

Para jamaah Jum’ah yang dirahmati Allah.

Alhamdulillah, segala puja dan puji hanya untuk Allah, Dzat yang memberikan kita karunia dengan berbagai kenikmatan, baik iman, Islam, ihsan, juga nikmat kesehatan dan ketergerakan hati untuk kebaikan. Shalawat beriring salam semoga tercurahkan selalu sepanjang masa untuk baginda Nabi Muhammad saw. yang telah membimbing diri kita untuk mengetahui mana yang benar dan mana yang salah. Pada kesempatan ini, tak lupa khatib berwasiat kepada diri khatib sendiri juga kepada para jemaah sekalian untuk meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah Swt. dengan menjalankan apa yang diperintahkannya dan sekuat tenaga menjauhi apa yang diarangnya.

Jamaah Jum’ah yang dirahmati Allah Swt.

Saat ini kita dihadapkan dengan Tahun Baru Islam. Bertambahnya tahun bukan berarti bertambahnya umur kita. Bertambahnya tahun diri kita semakin menua dan nafas kita sudah semakin dekat dengan waktu habisnya. Tak ada yang dapat dimintai pertanggungjawaban tentang apa yang kita telah perbuat selama hidup di dunia ini kecuali diri kita sendiri. Apa yang telah dilakukan tangan kita, apa yang dilihat mata kita, dan ke mana saja langkah kaki kita, maka kita sendirilah yang pada akhirnya menentukan. Bagaimana harkat dan martabat diri kita sebagai seorang manusia. Menilai sejauh mana guna dan manfaat apa saja yang kita berikan kepada saudara kita, atau dedikasi apa saja yang kita berikan kepada bangsa dan negara kita.

Seiring tahun baru hijriyah ini, mari kita juga memperbarui diri kita untuk semakin meningkat dari hari ke hari. Meningkat secara individu dan secara sosial di dalam masyarakat. Memaknai tahun baru hijriyah dengan memperbaiki diri sama artinya dengan menjadikan diri kita untuk turut membangun bangsa yang kuat dan menerapkan apa yang telah dirintis oleh nilai-nilai ajaran Rasulullah. Tahun baru Hijriyah, menggambarkan perjuangan hijrah Nabi. Dalam hijrahnya Nabi Muhammad berhasil meletakkan dasaar-dasar nilai sebuah Bangsa. Nilai-nilai ajaran Rasulullah tersebut sebagaimana tertuang dalam Quran Surat Al-Jumuah ayat 2 Allah berfirman menceritakan Nabi yang diutus dalam membangun peradaban bangsa:

هُوَ الَّذِىۡ بَعَثَ فِى الۡاُمِّيّيْنَ رَسُوۡلًا مِّنۡهُمۡ يَتۡلُوۡا عَلَيۡهِمۡ اٰيٰتِه وَيُزَكِّيۡهِمۡ وَيُعَلِّمُهُمُ الۡكِتٰبَ وَالۡحِكۡمَةَ وَاِنۡ كَانُوۡا مِنۡ قَبۡلُ لَفِىۡ ضَلٰلٍ مُّبِيۡنٍۙ‏

“Dialah yang mengutus seorang Rasul kepada kaum yang ummy dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (Sunah), meskipun sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (Q.S. Al Jumuah: 2)

Ayat di atas sebagaimana dijelaskan dalam tafsir Ibnu Katsir menjelaskan ijabah dari Nabi Ibrahim yang suatu ketika berdoa agar kelak terdapat seorang yang mampu membersamai Bangsa Arab dalam menunjukkan jalan kebenaran. Seorang Rasul yang kelak menjadi salah satu penancap dasar pedoman dalam membangun peradaban. Pertama adalah dengan selalu berdedikasi kepada masyarakat secara sosial. Kata ummy dalam ayat tersebut dalam beberapa penafsiran seperti Abid al-Jabiri, lebih dimaknai dengan Nabi yang ummi bukanlah Nabi yang buta huruf, namun Nabi yang mengajarkan Agama Allah dengan murni tanpa menjiplak Kitab Suci agama lain. Hal yang juga dijelaskan oleh Nasaruddin Umar, bahwa Nabi Muhammad tidaklah buta huruf, namun hanya saja tidak mebaca kitab kitab agama lain. Selain itu, Nabi yang ummy adalah Nabi yang bertugas membina ummat, sebagaimana Ibu yang mengasuh bayinya yang masih tidak tahu benar dan salah sehingga ia mendapat bimbingan dan asuhan.

Kedua, lafadz yatlu alaihim ayatih bermakna Nabi yang mendidik dan menjadi sosok guru pembimbing yang mengajarkan ayat-ayat Allah sebagai jawaban atas problematika kehidupan. Tidak hanya mendidik ilmu dan pengetahuan, namun juga mendidik akhlaq dan moralitas.

Ketiga, lafadz wayuzakkihim, yakni Nabi yang menyucikan jiwa dan jati diri ummatnya. Pemimpin yang mau terjun membersamai mereka agar sejahtera dan mensucikan mereka “wa yuzakkihim” sebagaimana kata dalam ayat tersebut. Tidak sekedar hidup di tengah masyarakat dengan keadaan yang sudah tertata namun Beliau siap membersamai masyarakat yang masih merintis kehidupan untuk dibina sampai tumbuh menjadi masyarakat yang dewasa.

Keempat, wa yuallimu humul kitaba wal hikmah, adalah contoh Nabi sebagai orang yang selalu mengajarkan ruhaniyah dan cerdas dalam mengelola hatinya dan mengelola hati para pengikutnya. Mengajarkan isi kandungan kitabullah dan menjelaskan hikmah dalam melakukan perubahan di masyarakat. Terutama dalam merubah prinsip hidup yang perlu diperbaiki dengan cara yang hati-hati, tepat, dan penuh cinta kasih. “Wa in kanu min qablu lafi dhalalin mubin” meskipun masyarakat yang di dakwahi Nabi Muhammad berada dalam kesesatan yang nyata, namun Rasulullah tetap menghargai bahwa mereka sedang berproses untuk menjadi baik.

Jamaah Jum’ah yang dirahmati Allah Swt.

Tahun demi tahun berganti, dari tahun ke tahun itu pulalah Rasulullah berhasil membesarkan agama Islam sehinga kini menjadi salah satu agama terbesar di muka bumi. Lebih dari 2 (dua) miliyar penduduk dunia telah mengenal Islam sebagai agama yang ia yakini. Datangnya Muharram tahun ini semoga menjadi motivasi kita untuk mempertahankan dan melanjutkan perjuangan Nabi Muhammad saw. Terutama dalam membangun “Kehidupan Berbangsa dan Bernegara”. Dalam surat an-Nashr ayat pertama:

اِذَا جَآءَ نَصۡرُ اللّٰهِ وَالۡفَتۡحُۙ

“Ketika telah datang pertolongan allah dan kemenangan”

Sebuah ayat yang turun menyambut perjuangan Nabi Muhammad saw. Dari akar rumput beliau memulia membangun umat, membina mereka, hingga kemudian turunnya surat ini adalah jawaban dari perjalanan dan perjuangan yang penuh lika-liku dan Panjang. Allah turut campur dengan turunnya rahmat kemenangan Islam. Fathu Makkah sebagai wujud cintai tanah air. Peristiwa bersejarah yang terjadi tahun 630 M/8 H, tentang lahirnya Bangsa dengan cara rahmah dan tanpa adanya pertumpahan darah.

Jamaah Jum’ah yang dirahmati Allah Swt.

Marilah kita menjadikan tahun baru Hijriyah ini dengan meneladani apa yang dirintis oleh Rasulullah saw. dalam membina ummat dan membangun Bangsa yang beradab. Mari kita introspeksi atau muhasabah diri mulai dari diri kita sendiri, keluarga kita, masyarakat lingkungan kita, atau sejauh pergaulan kita yang kita mampu membersamai mereka untuk bersama dalam menciptakan kehidupan berbangsa dan bernegara. Mewujudkan diri kita yang penuh cinta kasih sebagai cerminan dari Bangsa yang rahmah.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْأَنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْأَيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمِ، وَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

KHUTBAH KEDUA

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِي خَلَقَ اْلأَشْيَآءَ، أَحْمَـدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى حَمْدَ مَنْ عُفِيَ مِنَ الْبَلاَءِ، أَشْهَدُ أَنْ لَآ اِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَـرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً تُنْجِيْ قَائِلَهَـا يَوْمَ الْجَـزَاءِ، وَأَشْـهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَتْقَى اْلأَتْقِيآءِ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِ الرُّسُلِ وَاْلأَنْبِيآءِ، وَعَلَى اٰلِهِ الْكَرَمآءِ، وَأَصْحَابِهِ اْلأَصْفِيآءِ، وَمَنْ تُبِعَهُمْ بِإِحْسَانِ إِلَى يَوْمِ اللِّقَاء.

أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَأَشْـكُرُوْهُ عَلَى تَوَالِي النَّعَمآءِ، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ تَعَالَى أَمَرَكُمْ أَمْرًا عَمِيْمًا، فَقَالَ جَلَّ جَلاَلُهُ: إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ، وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِيْنَ، وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ، وَارْحَمْنَا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، اَللَّهُمَّ وَفِّقْهُمْ لِمَا فِيْهِ صَلَاحُهُمْ وَصَلَاحُ اْلإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِيْنَ، اَللّٰهُمَّ أَعِنْهُمْ عَلَى الْقِيَامِ بِمَهَامِهِمْ كَمَا أَمَرْتَهُمْ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ أَبْعِدْ عَنْهُمْ بِطَانَةَ السُّوْءِ وَالْمُفْسِدِيْنَ وَقَرِّبْ إِلَيْهِمْ أَهْلَ الْخَيْرِ وَالنَّاصِحِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِ الْمُسْلِمِيْنَ فِيْ كُلِّ مَكَانٍ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَاعَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَ اللٰهِ، اِنَّ اللٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللٰهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ. وَاشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُ اللٰهِ اَكْبَرُ.

 

Kolom Komentar

Support kami dengan komentar positif dan ulasan yang membangun.

* Anda Wajib login Untuk Menulis Komentar/Review.

Subscribe ELIPKSI

Jangan Lewatkan

Jangan sampai Anda terlewatkan update buku terbaru dari ELIPSKI, segera berlanganan gratis melalui email.