Media Sosial

 

Manusia Sebagai Makhluk Mulia

Manusia Sebagai Makhluk Mulia
Pengarang
Azizah Herawati 
Instansi
Kategori
Manusia 
Statistik Data
 
Tgl. Publish
Kamis, 14 September 2023 

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK MULIA

Oleh: Azizah Herawati

KHUTBAH PERTAMA

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ. اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِى خَلَقَ الْإِنْسَانَ فِى اَحْسَنِ تَقْوِيْمٍ. ثُمَّ رَدَدْنٰهُ اَسْفَلَ سَافِلِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لَاإِلٰهَ إِلَّا اللهُ اَلْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِيْنُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَادِقُ الْوَعْدِ الْأَمِيْنِ.اَلصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَاَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ.

اَمَّابَعْدُ، فَيَاعِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ. اِتّقُوْااللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. وَقَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْانِ الْكَرِيْمِ، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ: لَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ فِىٓ أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Pada kesempatan yang berbahagia ini, marilah kita senantiasa memuji kepada Allah Swt, Tuhan penguasa seru sekalian alam, yang telah menciptakan kita dengan sebaik-baiknya. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad saw., rasul junjungan kita, teladan terbaik bagi seluruh alam semesta. Melalui majelis mulia ini, saya mengingatkan diri dan jamaah sekalian untuk senantiasa menjaga dan meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah Swt. Tak pandang waktu, tempat maupun keadaan, kapanpun, di manapun dan dalam kondisi seperti apapun.

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Allah telah menciptakan manusia sebagai makhluk yang paling mulia, ciptaan terbaik, makhluk yang penuh dengan kesempurnaan. Namun, jika manusia tidak beriman dan beramal salih, niscaya Allah Swt. akan menempatkannya di posisi yang serendah-rendahnya. Sebagaimana difirman-Nya secara tegas di dalam Al-Qur’an Surah At-Tin ayat 4 sampai dengan 6:

لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ ﴿٤﴾ ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ ﴿٥﴾ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ ﴿٦﴾

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka), kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya”. (Q.S. at-Tin: 4-6)

Allah Swt. mengaruniakan akal kepada kita selaku manusia ciptaan-Nya, yang menjadikan kita berbeda dengan ciptaan Allah lainnya. Dengan akal inilah kita bisa membedakan mana yang haq dan mana yang batil. Kita juga mampu memilah dan memilih mana yang akan mengantarkan kita kepada kebaikan dan mana yang akan menjerumuskan kita pada kesesatan. Juga mampu memutuskan mana perbuatan yang akan menuntun kita untuk menjadi pribadi yang bersyukur, namun sebaliknya mana yang akan mengantarkan kita menjadi pribadi yang kufur. Secara tegas Allah menerangkan hal tersebut dalam firman-Nya:

اِنَّا هَدَيْنٰهُ السَّبِيْلَ اِمَّا شَاكِرًا وَّاِمَّا كَفُوْرًا

“Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir”. (Q.S. Al-Insan: 3)

Kaum muslimin rahimakumullah,

Sudah seharusnya kita sebagai umat Rasulullah Muhammad saw. untuk senantiasa merujuk kepada apa yang telah dituntunkan kepada kita selaku pengikutnya. Itulah bukti kecintaan kita kepada Sang Nabi. Sebagaimana kita ketahui bahwa Rasulullah saw. diutus ke muka bumi ini tak lain adalah untuk menyempurnakan akhlak. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh al-Baihaqi dari Abu Hurairah r.a. berikut, Rasulullah saw. secara jelas mensabdakan tentang misi dari diutusnya beliau ke bumi:

إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاقِ

“Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak”.

Tidak dapat dipungkiri, Rasulullah adalah teladan terbaik. Oleh karena itu, agar kemuliaan kita sebagai insan yang beriman tetap terjaga, sudah sepantasnyalah kita meneladan dari apa yang telah beliau ajarkan kepada kita. Ketika kita berbincang tentang akhlak Nabi Muhammad saw, tentu kita tidak bisa melupakan bagaimana beliau selalu mengedepankan akhlak mulia baik kepada kawan maupun lawan. Sedemikian mulianya, sampai-sampai Allah Swt. menyanjung kemuliaan akhlak beliau dalam firman-Nya:

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu, kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”. (Q.S. Ali Imran: 159)

Sidang Jum’at yang dimuliakan Allah,

Ayat di atas adalah bukti tentang kemuliaan sifat-sifat Nabi Muhammad saw. Saatnya kitapun meniru apa yang telah dicontohkan oleh nabi kita tersebut. Tujuannya tak lain adalah agar manusia sebagai makhluk yang mulia senantiasa bisa menjaga kemuliannya itu. Adapun sifat-sifat Nabi yang seharusnya kita teladani dan digambarkan dalam ayat di atas antara lain adalah:

Pertama, berlaku lemah lembut. Rasulullah saw adalah pribadi santun yang mengedepankan sikap lemah lembut dalam bertutur kata maupun langkah perbuatannya. Beliau tak memandang pangkat maupun jabatan dari lawan bicaranya. Bahkan kepada kaum atau orang yang memusuhinya pun beliau tetap berlaku lemah lembut. Sikap inilah yang menjadikan beliau disukai kawan dan disegani oleh lawan.

Kedua, tidak bersikap keras dan berhati kasar. Inilah yang menjadikan para penentang dakwah beliau justru berlaku sebaliknya. Mereka mengakui kebaikan dan kemuliaan sifat Nabi serta percaya akan kebenaran yang diajarkannya. Sehingga mereka pun berikrar untuk menjadi pengikutnya.

Ketiga, mudah memaafkan. Mungkin bagi kita memaafkan itu tak semudah membalikkan telapak tangan. Namun tidak bagi Rasul junjungan kita ini. Beliau adalah pribadi pemaaf yang sangat mudah memaafkan. Bahkan ketika diperlakukan dengan sangat tidak pantas sekalipun, tak sedikitpun rasa dendam yang bersemayam dalam hatinya. Sebaliknya, beliau justru mendoakan dan memaklumi jika para penentang itu adalah kaum yang belum paham.

Keempat, memohonkan ampun. Ketika Rasulullah saw. berhadapan dengan orang yang menzaliminya, beliau tak sebatas memaafkan, namun juga memohonkan ampunan kepada Allah Swt.

Kelima, mengedepankan bermusyawarah. Rasulullah saw tak pernah memutuskan suatu perkara tanpa terlebih dahulu berembuk dengan pihak lain. Budaya mendengar dan bermusyawarah adalah salah satu sifat mulia nabi yang seharusnya kita teladani.

Keenam, selalu bertawakal kepada Allah Swt. Ketika kita sudah mempunyai tekad yang bulat untuk melakukan suatu kebaikan, Rasulullah menuntunkan untuk menyerahkan urusan kepada Allah. Sehingga apapun hasilnya, insyaallah itulah yang terbaik.

Semoga kita senantiasa diberi kekuatan oleh Allah Swt. untuk selalu menjaga kemuliaan kita, baik di mata Allah Swt maupun sesama manusia. Kita juga diberikan kemampuan untuk meneladan dari sifat-sifat Nabi Muhammad saw tersebut. Sehingga kelak kita akan bersanding dengan beliau di hari akhirat kelak. Amiiin ya Rabbal ‘alamin.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فيِ القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنيِ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلْ مِنيِّ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ َإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ .أَقُوْلُ قَوْليِ هذَا أَسْتَغْفِرُ اللهَ ليِ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

KHUTBAH KEDUA

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ، اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلَى إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِهِ، اَشْهَدُ اَنْ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِي اِلَى رِضْوَانِهِ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا.

اَمَّا بَعْدُ: فَيَاۤ اَيُّهَا النَّاسُ! اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَزَجَرَ، وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلَآئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ، وَقَالَ تَعَالَى: اِنَّ اللهَ وَمَلَآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِي يَآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ، وَارْضَ اللّٰهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِىٍّ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، اَللَّهُمَّ وَفِّقْهُمْ لِمَا فِيْهِ صَلَاحُهُمْ وَصَلَاحُ اْلإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِيْنَ، اَللَّهُمَّ أَعِنْهُمْ عَلَى الْقِيَامِ بِمَهَامِهِمْ كَمَا أَمَرْتَهُمْ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ أَبْعِدْ عَنْهُمْ بِطَانَةَ السُّوْءِ وَالْمُفْسِدِيْنَ وَقَرِّبْ إِلَيْهِمْ أَهْلَ الْخَيْرِ وَالنَّاصِحِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِ الْمُسْلِمِيْنَ فِيْ كُلِّ مَكَانٍ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اۤلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

عِبَادَ اللهِ! إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَاسْئَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

 

Kolom Komentar

Support kami dengan komentar positif dan ulasan yang membangun.

* Anda Wajib login Untuk Menulis Komentar/Review.

Subscribe ELIPKSI

Jangan Lewatkan

Jangan sampai Anda terlewatkan update buku terbaru dari ELIPSKI, segera berlanganan gratis melalui email.