BANGSA YANG HEBAT TERDIRI DARI KELUARGA YANG KUAT/Kedua
Oleh: Zulfah Kirom.
KHUTBAH PERTAMA/Kedua
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ.
أَمَّا بَعْدُ؛ فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ .وَقَال تعالى: وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Ma`asyiral muslimin rahimakumullah
Pada kesempatan yang baik ini, mari kita senantiasa memupuk rasa syukur kita dengan terus berupaya meningkatkan iman dan takwa kepada Allah Swt., yakni dengan menjalankan semua perintah dan menjauhi segala larangan-Nya. Kita juga tak henti-hentinya bershalawat, mahabbah kepada junjungan dan panutan kita, Nabi Muhammad Saw., agar hidup kita terang-benderang dan terhindar dari kesesatan. .
Kita harus bersyukur terus-menerus, karena rahmat Allah terus mengalir kita rasakan, tiada henti dan tiada terbilang. Sebagai contoh kecil saja, betapa kita bersyukur diberi keluarga kecil yang saling menyayangi, saling menghormati, menebar kasih sayang, tenang, bahagia, keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah, hingga terasa bagai rumahku surgaku. Surga dunia itulah keluarga yang harmonis, yang menegakkan ajaran Islam dengan kuat. .
Kaum muslimin jamaah Jum`at rahimakumullah
Keluarga adalah unit terkecil dalam suatu negara, penyangga paling bawah dari berdirinya suatu negara yang hebat. Jika rasa aman, damai dan bahagia terpancar dari setiap unit keluarga, maka negarapun akan disangga dengan pilar yang kuat dan kokoh. Kita membangun keluarga-keluarga yang kuat; kuat iman, kuat ekonomi, kuat ilmu dan prinsip hidup yang benar. Semua itu menjadi sebuah keniscayaan, manakala kita ingin membangun sebuah bangsa yang hebat. .
Namun dalam kenyataan yang ada di sekitar kita, masih saja kita temui keluarga-keluarga yang penuh permasalahan dan perselisihan antar anggotanya. Hubungan antara suami dan istri kurang harmonis. Riak-riak perbedaan memicu konflik dan perpecahan. Hak dan kewajiban antar anggota keluarga tidak diindahkan yang akhirnya berujung perceraian. Na’udzubillah. .
Bisa kita bayangkan, negara seperti apa yang akan terbangun dari penyangga-penyangga yang penuh kekacauan tersebut? Data menunjukkan bahwa angka perceraian di negara kita cukup mengkhawatirkan. Maka mari kita membangun keluarga yang jauh dari perselisihan dan apalagi sampai ada perceraian. .
Hadirin jamaah Jum’at rahimakumullah
Sesungguhnya, sebuah ikatan pernikahan akan menyatukan dua pribadi yang memiliki sifat, sikap, kebiasaan, karakter, kemauan dan keinginan yang berbeda dalam satu ikatan yang memberi batasan-batasan. Kita semua mempunyai kelebihan dan kekurangan. Jika dua pribadi itu hidup bersama dalam pernikahan, maka menjadi penting untuk bisa menerima segala kekurangan pasangan hidupnya. Jangan sampai kekurangan pasangan kita ungkit menjadi pemicu perselisihan. Ingat! Bukan hanya pasangan kita yang mempunyai kekurangan. Kitapun sama. .
Marilah kita belajar membangun keluarga yang kokoh sesuai perintah Allah Swt. dan Rasulullah Saw. Beberapa yang harus diperhatikan antara lain: .
Pertama, niatkan menikah untuk ibadah. Menikah adalah ibadah terpanjang dalam hidup kita. Maka menikah harus berpegang teguh pada tali agama Allah, dan harus dalam rangka bertaqarrub kepada-Nya. Yakin dan menerima bahwa pasangan hidup kita itu takdir Allah yang terbaik untuk kita. Mari kita renungkan isi kandungan Q.S. ar-Rum ayat 21: .
وَمِنْ اٰيٰتِه اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوْٓا اِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةً ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ
“Di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah bahwa Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari (jenis) dirimu sendiri agar kamu merasa tenteram kepadanya. Dia menjadikan di antaramu rasa cinta dan kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.”
Kedua, ketika akad nikah diucapkan, ingatlah bahwa itu bukan sekedar janji menerima tanggungjawab pada istri dari wali yang menyerahkan saja. Tetapi lebih dari itu, kita berjanji di hadapan Allah Swt. Janji yang sangat kuat, Mitsaqan Ghalidlan, seperti yang telah dijelaskan dalam Q.S. an-Nisa ayat 21: .
وَكَيْفَ تَأْخُذُوْنَه وَقَدْ اَفْضٰى بَعْضُكُمْ اِلٰى بَعْضٍ وَّاَخَذْنَ مِنْكُمْ مِّيْثَاقًا غَلِيْظًا
“Bagaimana kamu akan mengambilnya (kembali), padahal kamu telah menggauli satu sama lain (sebagai suami istri) dan mereka pun (istri-istrimu) telah membuat perjanjian yang kuat (ikatan pernikahan) denganmu?”
Hadirin jamaah Jum’at rahimakumullah
Syeikh Nawawi al-Bantani, dalam kitabnya At-Tafsirul Munir li Ma’alimit Tanzil, menerangkan bahwa bagaimana bisa sampai hati seorang suami dengan begitu mudah melepaskan tanggungjawab (dan meminta kembali mahar yang diberikan pada istrinya) setelah mereka saling menikmati dan sudah menggauli, serta mengambil janji yang teguh yang mengandung pasal hak-hak pernikahan. Sungguh, tidak pantas bagi suami yang berakal sehat mengambil kembali mahar yang telah diberikan kepada istrinya. .
Kata Mitsaqan Ghalidlan ini juga mengandung makna, mempertahankan (istri) dengan cara yang ma`ruf, atau melepaskan (menceraikan) dengan dengan cara yang baik. Dalam ayat lain, Q.S. al-Baqarah ayat 229 disebutkan, .
اَلطَّلَاقُ مَرَّتٰنِ ۖ فَاِمْسَاكٌۢ بِمَعْرُوْفٍ اَوْ تَسْرِيْحٌۢ بِاِحْسَانٍ ۗ وَلَا يَحِلُّ لَكُمْ اَنْ تَأْخُذُوْا مِمَّآ اٰتَيْتُمُوْهُنَّ شَيْـًٔا اِلَّآ اَنْ يَّخَافَآ اَلَّا يُقِيْمَا حُدُوْدَ اللّٰهِ ۗ
“Talak (yang dapat dirujuk) itu dua kali. (Setelah itu suami dapat) menahan (rujuk) dengan cara yang patut atau melepaskan (menceraikan) dengan baik. Tidak halal bagi kamu mengambil kembali sesuatu (mahar) yang telah kamu berikan kepada mereka, kecuali keduanya (suami dan istri) khawatir tidak mampu menjalankan batas-batas ketentuan Allah…..”
Ketiga, dalam bergaul antara suami istri, ada etika yang harus diperhatikan. Sudah jelas, al-Qur`an memberi pelajaran dalam Q.S. an-Nisa ayat 19: .
وَعَاشِرُوْهُنَّ بِالْمَعْرُوْفِ ۚ فَاِنْ كَرِهْتُمُوْهُنَّ فَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّيَجْعَلَ اللّٰهُ فِيْهِ خَيْرًا كَثِيْرًا
“…….. Pergaulilah mereka dengan cara yang patut. Jika kamu tidak menyukai mereka, (bersabarlah) karena boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan kebaikan yang banyak di dalamnya.”
Atau bisa kita perhatikan pesan Hadis berikut: .
خَيْرُكُمْ خَيْرُ كُمْ لأَهْلِهِ وَ أَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِيْ
“Sebaik-baik kamu adalah yang paling baik kepada keluarganya. Dan aku adalah yang terbaik di antara kamu kepada keluargaku.” (H.R. At-Tirmidzi).
Keempat, kita harus bisa membangun kedekatan emosi dengan pasangan terbaik yang sudah ditakdirkan Allah untuk kita. Kedekatan emosi ini, bisa kita pahami dengan penjelasan sederhana, bahwa kita akan selalu merasa ingin tahu dan berdekatan dengan pasangan kita. Jika kita tidak tahu posisi atau kabar dan keadaan pasangan kita, kita akan merasa gelisah dan tidak tenang. Suami harus merasa memiliki istri dengan perasaan yang kuat, sehingga akan timbul rasa cemburu jika istri kita mengabaikan kita. Tentu cemburu yang sehat, dan tidak berlebihan. .
Wajib hukumnya bagi suami memiliki rasa cemburu terhadap istrinya, dan keluarganya. Rasulullah Saw. telah menjelaskan dalam Hadisnya, yang artinya: “Tiga gologan yang tidak akan masuk surga dan Allah tidak akan melihat mereka pada hari Kiamat, yaitu orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, perempuan yang menyerupai laki-laki, dan dayuts.” (H.R. Nasa’i, Hakim, dan Ahmad). .
Salah satu makna dayuts adalah orang yang tidak cemburu terhadap istri dan keluarganya. Jadi Islam mengajarkan bahwa seorang suami harus memiliki ghirah dan rasa cemburu kepada istrinya, sehingga ia akan menjaga istrinya terhindar dari perkara yang mengikis rasa malu dan atau mengeluarkannya dari kemuliaan. .
Kaum muslimin jamaah Jum`at rahimakumullah,
Demikianlah beberapa pelajaran yang kita pahami bersama sebagai cara untuk membangun keluarga yang kuat. Insya Allah, jikapun ada badai masalah yang menghadang rumah tangga kita, kita siap dan bisa mengambil langkah strategis untuk mengatasinya. Allah selalu membersamai kita, membersamai keluarga yang selalu menjaga dan menegakkan norma-norma agama dalam kehidupan kesehariannya. Semoga keluarga kita semua, dan keluarga-keluarga yang ada di negara kita tercinta ini, menjadi keluarga yang kuat, keluarga yang hebat dan keluarga yang bahagia dunia akhirat, sehingga cita-cita menjadi bangsa yang hebat, akan bisa kita raih untuk kejayaan bangsa Indonesia tercinta ini, negara yang baldatun thayyibatun wa Rabbun ghafur. Amin! .
أَقُولُ قَوْ لِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيْمُ
KHUTBAH KEDUA/Kedua
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلَى إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِهِ، اَشْهَدُ اَنْ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِي اِلَى رِضْوَانِهِ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا.
اَمَّا بَعْدُ: فَيَاۤ اَيُّهَا النَّاسُ! اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَزَجَرَ، وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلَآئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ، وَقَالَ تَعَالَى: اِنَّ اللهَ وَمَلَآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِي يَآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ، وَارْضَ اللّٰهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِىٍّ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الْأَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ يَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ، اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعًا مَرْحُوْمًا، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقًا مَعْصُوْمًا، وَلَا تَدَعْ فِيْنَا وَلَا مَعَنَا شَقِيًّا وَلَا مَحْرُوْمًا، اَللّٰهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى، اَللّٰهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ أَنْ تَرْزُقَ كُلًّا مِنَّا لِسَانًا صَادِقًا ذَاكِرًا، وَقَلْبًا خَاشِعًا مُنِيْبًا، وَعَمَلًا صَالِحًا زَاكِيًا، وَعِلْمًا نَافِعًا رَافِعًا، وَإِيْمَانًا رَاسِخًا ثَابِتًا، وَيَقِيْنًا صَادِقًا خَالِصًا، وَرِزْقًا حَلاَلًا طَيِّبًا وَاسِعًا، يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ، اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، اَللَّهُمَّ وَفِّقْهُمْ لِمَا فِيْهِ صَلَاحُهُمْ وَصَلَاحُ اْلإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِيْنَ، اَللَّهُمَّ أَعِنْهُمْ عَلَى الْقِيَامِ بِمَهَامِهِمْ كَمَا أَمَرْتَهُمْ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ أَبْعِدْ عَنْهُمْ بِطَانَةَ السُّوْءِ وَالْمُفْسِدِيْنَ وَقَرِّبْ إِلَيْهِمْ أَهْلَ الْخَيْرِ وَالنَّاصِحِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اۤلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ! إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَاسْئَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.
Support kami dengan komentar positif dan ulasan yang membangun.
* Anda Wajib login Untuk Menulis Komentar/Review.